Artikel ini mencoba menjelaskan terkait upaya dinasti Umayyah untuk menciptakan situasi stabilitas politik dan pemerintahan pada masa awal berdiri. Pada masa awal setelah diserahkannya kekuasaan Islam kepada Muawiyah bin Abu Sufyan (Ammul Jamaah) yang menandai berdirinya dinasti Umayyah, dibutuhkanlah konsolidasi kekuasaan serta pembuatan budaya politik baru. Hal ini dibutuhkan untuk melanggengkan kekuasaan serta terciptanya sistem pemerintahan Islam yang kuat dan tidak kembali dalam pusaran konflik umat yang berkepanjangan. Objektif kajian ini adalah mencoba melihat pembentukan Sistem Politik di masa awal pemerintahan Dinasti Umayyah khususnya di masa pemerintahan Muawiyah (661-680 M) dan dilanjutkan kepada anaknya Yazid (680-683 M) sekaligus menandai Perubahan sistem Monarki pertama dalam Islam. Penulis mencoba menjelaskan bahwa pembentukan masa awal tidak lepas dari upaya menjabarkan Sistem Politik yang dijelaskan oleh Miriam Budiardjo terdiri dari 4 Variabel: Kekuasaan, Kepentingan, kebijaksanaan dan Budaya Politik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan berbagai sumber yang berkaitan dengan Sejarah awal pendirian dan pembentukan dinasti Umayyah serta buku-buku berkaitan Teori Sistem Politik sebagai alat analisis terciptanya Stabilitas Politik. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa Stabilitas Politik tentu harus ditopang Sistem Politik yang kuat juga, untuk mencapai itu maka dinasti Umayyah harus mengupayakan konsolidasi Politik yang memadai sehingga terciptanya tujuan-tujuan politik Umayyah yang mendapat legitimasi dari seluruh masyarakat Islam saat itu.
Copyrights © 2022