Jurnal Pendidikan dan Konseling
Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling

Strategi Kesantunan Berbahasa Masyarakat Watampone (Etnografi Komunikasi Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan)

Muh. Safar (Universitas Muhammadiyah Bone)
Akmal Hamsa (Universitas Negeri Makassar)
Ihramsari Akidah (Universitas Muslim Indonesia)
Andi Srimularahmah (Universitas Muhammadiyah Bone)



Article Info

Publish Date
20 Nov 2022

Abstract

Penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam mengenai realisasi statergi kesantunan bahasa positif dan negatif masyarakat Watampone. Selain mengetahui strategi kesantunan berbahasa juga dapat memperoleh pemahaman mengenai kesantunan ditinjau dari aspek budaya masyarakat Watampone. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Data penelitian ini dikumpulkan selama tiga bulan. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan masyarakat Watampone yang terjadi pada interaksi formal dan informal. Data dikumpulkan secara observasi partisipan. Prosedur pengumpulan data etnografi menggunakan teknik observasi, observasi partisipan dan wawancara, wawancara formal dan informal. Data yang diperoleh di lapangan dianalisis berdasarkan teori Dell Hymes yang dikembangkan oleh Saville Troike. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui analisis kredibilitas transferbilitas, dependebilitas, dan komfirmabilitas. Hasil yang terdapat dalam penelitian ini adalah menemukan strategi kesantunan berbahasa positif dan negatif bagi masyarakat Watampone. Strategi kesantunan berbahasa masyarakat Watampone menerapkan 2 strategi yaitu strategi kesantunan psositif dan strategi kesantuan negatif. Bentuk strategi kesantunan positif dalam masyarakat Watampone yaitu: mengintensifkan perhatian pendengar dengan pendramatisiran peristiwa, menggunakan penanda identitas kelompok, bentuk sapaan, dialek atau slang, menggunakan lelucon, menunjukkan keoptimisan, dan melibatkan penutur dan pendengar dalam aktivitas. Sedangkan strategi kesantunan negatif bagi tuturan masyarakat watampone yaitu: menggunakan ujaran tidak langsung, menggunakan pertanyaan berpagar, memberi penghormatan, meminta maaf, memakai bentuk impersonal, menyatakan tindakan pengancaman muka sebagai aturan yang bersifat umum, dan menyatakan diri berutang budi. Kesantunan dari segi budaya terlihat dari penggunaan kata “kita:, pemarkah sosial dengan kata “Puang”, “iye”, klitik “ki”, “ta” dan penggunaan kata “idi”. Kesantunan dari aspek budaya dapat pula dilihat dari verbal dan non verbal. Aspek verbal yaitu: berupa aksen, sapaan, dan penggunaan klitik. Sedangkan nonverbal adalah kinesik dan kinestetik.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

jpdk

Publisher

Subject

Education Languange, Linguistic, Communication & Media Mathematics Other

Description

Jurnal Pendidikan dan Konseling merupakan wadah bagi para peneliti untuk mengembangkan kompetensinya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun scope jurnal ini berkaitan dengan pendidikan, sosial sains dan konseling. Jurnal ini terbit enam kali dalam setahun, yaitu pada bulan ...