Pada saat ini kemampuan literasi membaca siswa Indonesia berada pada peringkat 75 dari 80 negara yang disurvey oleh PISA (sepuluh besar terendah di dunia, hal ini diketahui berdasarkan hasil survey PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2018. Untuk mengatasi hal ini pemerintah melakukan suatu Gerakan untuk meningkatkan literasi membaca siswa yang Bernama Gerakan Literasi sekolah (GLS) . Dalam penerapannya di sekolah GLS menemui banyak kendala dan hambatan yang apabila tidak diatasi akan membuat tujuan program GLS ini gagal. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apasaja kendala atau hambatan dalam penelapan GLS di MIS Al-Husna Curug Kabupaten Tangerang, dan aapakah penerapan GLS ini sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan subjek/target penelitiannya adalah siswa kelas V MIS Al-Husna Curug Kabupaten Tangerang yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengambilan data dalam peneltian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan Literasi sekol;ah di MIS Al-Husna Curug Tangerang telah dapat meningkatkan minat baca, menambah wawasan dan menuju prose membangun budaya membaca pada diri siswa. Namun belum seluruh siswa memiliki minat membaca yang baik ,karena masih ada siswa yang malas dan kurang antusias untuk membaca. Hambatan yang ditemukan dalam penerapan Gerakan Literasi di MIS Al-Husna Curug Tangerang adalah kurangnya sarana prasarana antara lain kurang luasnya area pojok baca pada tiap kelas, kirangnya koleksi buku di pijoknya, kurang serta menariknya penataan ruang membaca.
Copyrights © 2022