Penerapan teknologi dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menjadi upaya pencapaian efektifitas pemerintahan. Investasi teknologi cashless diharapkan dapat meningkatkan kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, akuntabilitas organisasi dan pengendalian terhadap sistem pemerintahan. Studi ini berupaya mengungkap faktor pendukung aparatur dalam budaya cashless di satuan kerja pemerintahan. Dengan menggunakan metode kuantitatif Partial-Least Square yang mengukur faktor Ability, Motivation dan Opportunity (AMO) aparatur pemerintah, studi ini telah menghasilkan suatu rumusan analisis jalur dengan menggunakan data partisipan survey dari para pengguna teknologi cashless di lingkungan pemerintahan Indonesia. Studi ini telah menghasilkan suatu temuan bahwa faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan untuk memanfaatkan teknologi pembayaran non tunai bagi aparatur pemerintah menjadi faktor-faktor penentu keberhasilan penerapan budaya cashless. Dukungan perluasan penerapan teknologi keuangan non-tunai melalui peningkatan motivasi ditemukan dapat memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan budaya cashless. Selain itu, peningkatan keterampilan untuk mengelola sistem keuangan non-tunai turut mendukung positif terhadap budaya organisasi yang lebih baik. Hal menarik lain, studi ini menemukan bahwa aparatur memiliki ketertarikan terhadap perluasan peluang penggunaan teknologi keuangan non-tunai sebagai bagian dari aktivitas kerja mereka di satuan kerja pemerintah.
Copyrights © 2022