Dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai penjaga kedaulatan Negara kesatuan republic indoinesia, khususnya di laut, kekuatan TNI AL diarahkan sebagai kekuatan strategis yang dikembangkan berdasarkan system senjata armada terpadu. Kekuatan TNI AL dapat diukur dengan persenjataan dan kualitas personel yang mengawakinya. Kualitas kinerja dari pesonel sangat dipengaruhi oleh beban kerja yang diterimanya. Pengukuran beban kerja personel di KRI untuk menentukan kelas jabatannya saat ini menggunakan metode Factor Evaluation System (FES) yang lebih berorientasi pada volume pekerjaan dan waktu kerja. Sedangkan beban kerja mental belum terakomodasi dalam pengukuran beban kerja menggunakan metode ini. Dalam penelitian ini akan melaksanakan pengukuran beban kerja mental personel KRI untuk tiap – tiap jenis pekerjaan pada saat KRI beroperasi, dengan menggunakan metode Nasa TLX yang di integrasikan dengan metode Fuzzy. Pengambilan data kuesioner diperoleh dari 82 responden personel KRI. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 11 (sebelas) jenis pekerjaan di KRI pada saat belayar, pekerjaan jaga mesin MPK merupakan pekerjaan yang mempunyai beban kerja mental tertinggi dengan nilai 74,33. Sedangkan jenis pekerjaan yang paling rendah beban kerja mentalnya adalah jaga elektronika dengan nilai 58,83.
Copyrights © 2023