Persalinan normal ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir sehingga menimbulkan sensasi nyeri yang dirasakan ibu. Nyeri persalinan dalam penelitian ini tergolong berat, yaitu nyeri sedang(4-6) sebanyak 3 responden (19%) dan nyeri berat (7-10) sebanyak 13 responden (81%). Metode nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri dapat berupa terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan terapi kompres hangat dan terapi kompres dingin terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan rancangan two group pretest-posttest design dalam pengumplan data penelitian ini menggunakan lembar observasi dan wawancara, Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primigravida inpartu kala I Fase Aktif dari 19 Oktober 2021 sampai 20 Januari 2022 Sebanyak 35 orang. Sampel sebanyak 32 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Hasil uji deksriptive statistics menunjukkan bahwa rata-rata skor intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres hangat yaitu 7,25 dan sesudah dilakukan yaitu 4,56, sedangkan rata-rata skor intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi kompres dingin yaitu 7,25 dan sesudah dilakukan yaitu 5,56. Hasil uji Mann Whitney pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan nilai asymp.Sign.(2-tailed) sebesar 0.041 lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kompres hangat dan kompres dingin terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin. Â
Copyrights © 2022