Stilistika
Vol. 10 No. 2 (2022): Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni

VARIASI LEKSIKON DAN MAKNA VERBA ”MEMASAK” DALAM BAHASA BALI SUATU KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI

Ni Luh Gede Liswahyuningsih (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia)
Ni Luh Komang Candrawati (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Ida Ayu Agung Ekasriadi (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia)



Article Info

Publish Date
31 May 2022

Abstract

Kajian ini membahas salah satu gejala kebahasaan bahasa Bali yaitu mengenai berbagai variasi leksikon dan makna verba ”memasak”. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan pendekatan metabahasa semantik alami untuk mendeskripsikan perbedaan makna pada masing-masing variasi leksikon verba ”memasak” dalam bahasa Bali. Dari hasil analisis, makna variasi leksikon verba “memasak” bahasa Bali dapat dibagi empat bagian: (1) memasak dengan tujuan dan alat tertentu, yaitu: nyakan ‘memasak nasi’, mubuh ‘memasak bubur’, ngesiurin ‘memasak untuk memanaskan makanan’, ngukus ‘memasak dengan menggunakan alat kukus’; (2) memasak dengan menggunakan air, yaitu: ngelablab ‘merebus dalam waktu lama’, ngengseb ‘merebus dalam waktu yang singkat’, nadah ‘merebus untuk mencairkan sesuatu’; (3) memasak dengan menggunakan minyak, yaitu: ngoreng ‘menggoreng dengan menggunakan minyak yang banyak’, numis ‘menggoreng dengan menggunakan minyak yang sedikit; (4) memasak tanpa menggunakan air dan minyak, yaitu: ngenyahnyah ‘menyangrai’, nguling ‘mengguling’, manggang ‘memanggang’, nambus ‘memasak dalam bara api dengan daun’, nunu ‘memasak langsung dalam bara api’.

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

stilistika

Publisher

Subject

Arts Education Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Perkembangan dan dinamika ilmu pengetahuan, termasuk salah satunya ilmu pendidikan bahasa dan seni sangatlah pesat. Perlu sebuah wadah untuk menampung dan menyebarluaskan kemajuan ilmu pendidikan bahasa dan seni secara berkesinambungan agar dapat mengedukasi masyarakat. Civitas akademika FKIP ...