Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik dan fungsi tarian padhoge dalam ritual adat ngkadhe di Desa Biwinapada. Teori yang digunakan mengacu pada teori fungsional yang dikemukakan oleh Radcliffe-Brown, yang menggambarkan tentang kesatuan fungsional dari suatu sistem sosial merupakan suatu hipotesis terentu, atau antagonisme antara kelompok dalam masyarakat merupakan suaru corak penting dari tiap sistem sosial. Penulis menggunakan metode deskriptif Kualitatif dengan melakukan beberapa tahapan yakni, observasi, wawancara biasa, wawancara mendalam, dan pengamatan terlibat yang kemudian data yang di peroleh di analisis dengan menggunakan metode Etnografi. Adapun hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Prosesi ritual adat ngkadhe diawali dengan perencanaan oleh keluarga yang akan memingit anak gadis mereka. Upacara adat dibuka oleh parabola (ketua adat). Sementara yrang mengantarkan para gadis kedalam ka’ombo disebut bhisa. Gadis akan di ombo selama 4 hari 4 malam. Pemain musik pengiring upacara adat pingitan disebut pande rambi. Pande rambi hanya datang untuk memainkan musik pada upacara pembuka, dipagi hari pada hari ketiga dan di hari ke empat yakni hari berakhirnya ritual adat ngkadhe. Selama dalam ka’ombo para gadis akan menggunakan bedak dingin dan harus mengikuti aturan-aturan selama mengikuti prosesi upacara adat. Dihari ketiga, para gadis kaombo akan menggunakan patirangga dan diajarkan menari tari padhoge.
Copyrights © 2022