Mahmudin Mahmudin
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TARIAN PADHOGE DALAM RITUAL ADAT NGKADHE DI DESA BIWINAPADA Mahmudin Mahmudin; Ahmat Keke
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol. 6 No. 2 (2022): Volume 6 Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik dan fungsi tarian padhoge dalam ritual adat ngkadhe di Desa Biwinapada. Teori yang digunakan mengacu pada teori fungsional yang dikemukakan oleh Radcliffe-Brown, yang menggambarkan tentang kesatuan fungsional dari suatu sistem sosial merupakan suatu hipotesis terentu, atau antagonisme antara kelompok dalam masyarakat merupakan suaru corak penting dari tiap sistem sosial. Penulis menggunakan metode deskriptif Kualitatif dengan melakukan beberapa tahapan yakni, observasi, wawancara biasa, wawancara mendalam, dan pengamatan terlibat yang kemudian data yang di peroleh di analisis dengan menggunakan metode Etnografi. Adapun hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Prosesi ritual adat ngkadhe diawali dengan perencanaan oleh keluarga yang akan memingit anak gadis mereka. Upacara adat dibuka oleh parabola (ketua adat). Sementara yrang mengantarkan para gadis kedalam ka’ombo disebut bhisa. Gadis akan di ombo selama 4 hari 4 malam. Pemain musik pengiring upacara adat pingitan disebut pande rambi. Pande rambi hanya datang untuk memainkan musik pada upacara pembuka, dipagi hari pada hari ketiga dan di hari ke empat yakni hari berakhirnya ritual adat ngkadhe. Selama dalam ka’ombo para gadis akan menggunakan bedak dingin dan harus mengikuti aturan-aturan selama mengikuti prosesi upacara adat. Dihari ketiga, para gadis kaombo akan menggunakan patirangga dan diajarkan menari tari padhoge.
Tarian Padhoge dalam Ritual Adat Ngkadhe di Desa Biwinapada Mahmudin Mahmudin; Ahmat Keke
JURNAL KABANTI: Kerabat Antropologi Vol 6 No 2 (2022): Volume 6, Nomor 2, Desember 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/kabanti.v6i2.1640

Abstract

This study aims to determine the symbolic meaning and function of the Padhoge dance in the traditional Ngkadhe ritual in the village of Biwinapada. The theory used refers to the functional theory proposed by Radcliffe-Brown, which describes the functional unity of a social system as a certain assumption, where antagonism between groups in society is an important feature of every social system. The author uses a qualitative descriptive method by carrying out several stages, namely, observation, regular interviews, in-depth interviews and involved observations, the data obtained from which is then analyzed using the ethnographic method. As for the results of the study, it can be concluded that the traditional procession of the ngkadhe ceremony begins with planning by the families who will isolate their daughters. The traditional ceremony was opened by a parable (traditional chief). During this time, those who lead the girls in the ka'ombo are called bhisa. The girls will be in ombo for 4 days 4 nights. The music player that accompanies the isolation ceremony is called pande rambi. Pande rambi only came to play music at the opening ceremony on the morning of the third day and on the fourth day when the traditional ngkadhe ceremony ended. In ka'ombo, the girls will use cold powder and must follow the rules during the procession of the traditional ceremony. On the third day, the kaombo girls will use the patirangga and learn to dance the Padhoge dance.