Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak wajar pada bagian jaringan tubuh manusia yang dapat mengakibatkan kematian pada penderitanya dan merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang serius di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penanganan menggunakan regimen kemoterapi tersebut dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya Adverse Drug Reactions (ADRs) yang tinggi. Penelitian ini berfokus di efektivitas penanganan anemia akibat Adverse Drug Reactions (ADRs) pada pengobatan menggunakan regimen kemoterapi (Chemotherapy-induced anemia). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian dan jumlah kasus ADRs anemia pada pasien dan mengidentifikasi efektivitas penanganan ADRs anemia yang disebabkan oleh induksi kemoterapi (CIA). Penelitian ini menggunakan studi observasional bersifat deskriptif dengan pendekatan secara prospektif selama 4 bulan. Kriteria inkusi sampel yaitu pasien kanker ovarium yang mendapatkan pengobatan kemoterapi minimal 1 siklus di ruang rawat inap. Penentuan ADRs anemia aktual yang terjadi dihitung probabilitasnya dengan menggunakan algoritma Naranjo. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS). Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 58 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, dimana total angka kejadian ADRs anemia sebanyak 41 (70,69%), pasien dan yang tidak mengalami kejadian ADRs anemia sebayak 17 (29,31%) pasien. Penanganan ADRs anemia CIA yang diuji menggunakan SPSS didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketepatan penanganan dan perbaikan gejala.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023