Keunggulan pertumbuhan dan produktivitas ikan mas hibrida kandidat rilis, yaitu hibrida Majalaya betina >< Sutisna jantan (Mj >< St), perlu didukung dengan ketahanan terhadap penyakit serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya tahan ikan mas hibrida Mj >< St terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik, yaitu suhu, pH, salinitas, dan amonia. Pengujian ketahanan penyakit dan toleransi lingkungan ikan mas hibrida kandidat rilis dilakukan secara terbatas di laboratorium. Sebagai pembanding, digunakan ikan mas unggul Marwana yang diperoleh dari unit pembenihan rakyat. Hasil uji tantang dengan bakteri A. hydrophila menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai sintasan yang secara nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan strain pembanding, yaitu 96,7 ± 2,9% berbanding 83,3 ± 5,8%. Ikan mas hibrida Mj >< St juga mempunyai toleransi yang berbeda nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan ikan mas Marwana, khususnya terhadap suhu, pH, dan salinitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LT50 ikan mas hibrida yang lebih baik dibandingkan strain pembanding, masing-masing sebesar 3,6 ± 0,6 menit berbanding 2,0 ± 0,6 menit pada suhu rendah (10,0-12,0°C) dan 7,5 menit berbanding 4,1 menit pada suhu tinggi (38,0-40,0°C); 38,2 ± 1,7 menit berbanding 21,6 ± 0,9 menit pada pH rendah (3,0) dan 12,3 ± 2,4 menit berbanding 6,0 ± 1,6 menit pada pH tinggi (12,0); dan 85,6 ± 11,1 menit berbanding 34,0 ± 12,1 menit pada salinitas sedang (20 g L-1). Daya toleransi ikan mas hibrida Mj >< St terhadap kandungan amonia perairan sebesar 3,0 mg L-1 tidak berbeda nyata (P > 0,05) dengan strain Marwana, masing-masing dengan LT50 sebesar 95,7 ± 74,4 menit berbanding 71,0 ± 48,1 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan cekaman lingkungan abiotik lebih baik dibandingkan ikan mas Marwana yang sudah berkembang di pembudidaya.The superiority of growth and productivity of a hybrid carp candidate, the female Majalaya >< the male Sutisna (Mj >< St) could be a game changer if the hybrid carp also has disease resistance and high tolerance to abiotic environmental stressors. This study aimed to evaluate the resistance of the hybrid carp Mj >< St to Aeromonas hydrophila infection and its tolerance to abiotic environmental stressors, such as temperature, pH, salinity, and ammonia. The resistance and tolerance testing of the hybrid fish was carried out in a limited lab-scale experiment. A superior carp, namely Marwana, obtained from a private hatchery, was used as the comparison. Results of the challenge test to A. hydrophila showed that the Mj >< St hybrid carp had a significantly better (P < 0.05) survival rate of 96.7 ± 2.9% than the compared strain survival rate of 83.3 ± 5,8%. The Mj >< St hybrid carp also has significantly better (P < 0.05) tolerance than the Marwana carp, especially to the temperature, pH, and salinity changes. This was indicated by better LT50 values of the hybrid carp against the compared strain of 3.6 ± 0.6 minutes compared to 2.0 ± 0.6 minutes at low temperature (10.0-12.0°C), and 7.5 minutes versus 4.1 minutes at high temperature (38.0-40.0°C); 38.2 ± 1.7 minutes versus 21.6 ± 0.9 minutes at low pH (3.0), and 12.3 ± 2.4 minutes versus 6.0 ± 1.6 minutes at high pH (12.0); and 85.6 ± 11.1 minutes versus 34.0 ± 12.1 minutes at medium salinity (20 g L-1). The tolerance of hybrid carp Mj >< St to the ammonia level of 3.0 mg L-1 was not significantly different (P > 0.05) from that of the Marwana strain, in which the LT50 is 95.7 ± 74.4 minutes compared to 71.0 ± 48.1 minutes. These results indicate that the hybrid carp Mj >< St has better resistance to disease and abiotic environmental stressors than the Marwana carp that has been cultured by farmers.
Copyrights © 2022