Masyarakat Jawa pada umumnya masih mempertahankan tradisi, dalam hal ini adalah tradisi membuat Cok Bakal. Cok Bakal adalah suatu sesaji yang dibuat guna mendapatkan keselamatan dan keberkahan dari Tuhan. Wujud dari Cok Bakal yaitu daun pisang yang dibentuk menjadi sebuah wadah yang kemudian diisi berbagai macam bumbu dapur seperti tembakau, suruh, kelapa, injet, cabai, bawang putih, bawang merah, beras, daun dadap serep, gula, telur, jenang merah, jenang putih, bunga, miri, uang dan lain sebagainya. Tidak semua Cok Bakal berisi lengkap seluruhnya seperti yang disebutkan di atas. Hanya berisi beberapa saja sudah bisa disebut Cok Bakal. Dari penelitian ini menunjukkan Cok Bakal adalah suatu sesaji yang dibuat guna mendapatkan keselamatan dan keberkahan dari Tuhan serta terhindar dari malapetaka. Tujuan dari pembuatan Cok Bakal agar terhindar dari musibah dan marabahaya sehingga kehidupan menjadi aman dan tenteram. Bentuk Cok Bakal terdiri dari, suruh, kelapa, injet, cabai, bawang putih, bawang merah, beras, daun dadap serep, gula, telur, jenang merah, jenang putih, bunga, miri, uang dan lain sebagainya yang ditempatkan di dalam tampah. Makna Cok Bakal secara keseluruhan merupakan simbul alam semesta beserta segala yang ada didalamnya. Cok Bakal juga merupakan wujud yang diciptakan berfungsi sebagai simbol lingga, serta linggih Sang Hyang Widhi Wasa. Cok Bakal melambangkan pelinggih Sang Hyang Widhi Wasa yang melambangkan Asta Aiswarya yaitu delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang menempati delapan penjuru arah mata angin denga Dewa Siwa sebagai pusatnya. Kehadiran Cok Bakal memiliki fungsi pendidikan, fungsi religius dan fungsi pelestarian budaya.
Copyrights © 2023