Sapi Bali merupakan jenis sapi lokal asli Indonesia yang pada awalnya dikembangkan oleh masyarakat di Pulau Bali. Populasi sapi Bali yang ada di Kabupaten Nabire merupakan hasil perkembangbiakan sapi introduksi oleh pemerintah, yang sampai tahun 2012 sebanyak 1.900 ekor. Sapi introduksi tersebut hingga tahun 2020 berkembang menjadi 11.481 ekor (BPS Nabire, 2021). Populasi sapi (11.481 ekor) tersebut seluruhnya dikuasai oleh masyarakat petani sebagai usaha peternakan rakyat yang diusahakan secara sambilan dengan skala usaha kecil, umumnya berkisar antara 2 - 4 ekor per petani. Menurut Ismono et al (2015), usaha peternakan sapi rakyat umumnya ditujukan untuk menghasilkan anakan (pedet) atau sebagai usaha pembibitan, dimikian juga yang dilaksnakan oleh peternak sapi di Nabire. Usaha pembibitan sapi rakyat ini memiliki kontribusi mempertahankan kelestarian dan keberadaan populasi sapi tersebut. Untuk mendukung perkembangbiakan dan mempertahankan eksistensi populasi sapi secara berkelanjutan salah satunya ditentukan oleh struktur populasi. Struktur populasi penting diketahui sebagai dasar penentuan kebijakan bagi para stake holder dalam mengatur perkawinan dan manajemen pemeliharaan sehingga tingkat kelahirannya optimal sesuai dengan jumlah sapi betina induk yang ada. Ditetapkannya Nabire sebagai salah satu sumber bibit di Provinsi Papua maka kesinambungan produksi bibit (kelahiran) dan keberlanjutan populasi perlu diperhatikan, yaitu dengan melakukan kontrol terhadap pengeluaran/ penjualan pedet/ sapi bakalan agar tidak terjadi penjualan yang melebihi nilai natural increase (pertambahan populasi alami). Natural increase merupakan selisih antara tingkat kelahiran dan kematian ternak di suatu daerah tertentu dan waktu tertentu yang diukur dalam jangka waktu satu tahun (Sumadi et al., 2001). Namun sampai sejauh ini belum ada data dan informasi tentang struktur populasi maupun natural increase baik secara total dalam satu wilayah kabupaten, per wilayah distrik (kecamatan) maupun per wilayah kampung (desa). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Struktur Poplasi dan Natural Increase khususnya di daerah sumber bibit, salah satunya di Kampung Bumi Mulya. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan mulai tanggal 01 sampai dengan 31 Juni 2021, dengan lokasi penelitian di Kampung Bumi Mulya, Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik wanwancara dan pengamatan langsung terhadap sapi yang dimiliki peternak sampel terpilih. Penetapan jumlah sampel mengikuti metode Slovin (1960) sedangkan penetapan sampel terpilih dilakukan secara simple random sampling. Hasil penelitian diketahui bahwa perbandingan jenis kelamin sapi jantan dan betina pada stiap jenjang status fisiologis pertumbuhan sapi adalah : sapi dewasa 32 : 111 (1♂ : 3,5 ♀), sapi muda 45 : 69 (1♂ : 1,5 ♀) dan pedet (anak sapi) 27 : 40 (1♂ : 1,5 ♀), tingkat kelahiran pedet terhadap jumlah induk 63,06 dan tingkat kelahiran pedet terhadap populasi 21,60 %, tingkat kematian sapi 2,16 % dan natural increase rendah yaitu 19,44 %.
Copyrights © 2022