Trijaya Gane Putra
Universitas Satya Wiyata Mandala

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI KUALITAS DAGING BEBEK YANG BEREDAR DI NABIRE Trijaya Gane Putra
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 1 No 1 (2016): F A P E R T A N A K
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.61 KB)

Abstract

Pangan sangat vital untuk kelangsungan hidup manusia. Sumber pangan bisa berasal dariternak maupun tumbuhan-tumbuhan dan berfungsi sebagai sumber energi, protein, vitamindan mineral. Bahan makanan yang berasal dari ternak, dapat berupa daging, susu dan telur.Kebutuhan pangan asal ternak khususnya daging terus mengalami peningkatan. MenurutStatistik Peternakan (2011) yang dimuat majalah Poultry Indonesia edisi 10 Januari 2013menyampaikan bahwa pada tahun 2010 konsumsi daging sebesar 6,95 kg/kapita/tahun.Dibandingkan dengan target normal gizi yang direkomendasikan Widya Karya Pangan danGizi tahun 2004 sebesar 10,3 kg/kapita per tahun (LIPI, 2004), maka komsumsi daging barumencapai 67,48%.Upaya pemenuhan kebutuhan daging, antara lain dilakukan dengan optimalisasipemanfaatan potensi sumber daya ternak lokal sekaligus penganeka-ragaman berbagai jenisternak penghasil daging, salah satunya adalah bebek/ itik. Baik itik ataupun bebek (sebutanuntuk entog/ itik Manila) keduanya termasuk unggas air, dan keduanya lazim disebut bebek.Daging bebek sekarang sudah mulai dikenal dan digemari masyarakat. Namunpeningkatan produksi daging akan kurang berarti, apabila hasilnya sampai kepada konsumendalam keadaan kurang baik atau rusak, karena daging mempunyai sifat mudah rusak(perishable food).Sebagai daerah pertumbuhan baru di Papua, perkembangan kuliner di Nabire cukuppesat baik jumlah penjajanya maupun jenis menu yang ditawarkan. Salah satu jenis menuyang ditawarkan adalah berbahan daging bebek. Selain untuk penjaja kuliner, daging bebekjuga sudah mulai banyak dibutuhkan untuk konsumsi keluarga. Hasil survey awal diperolehbahwa daging atau karkas bebek yang beredar di Nabire ada yang berasal dari lokal Nabiredan ada yang didatangkan dari luar Nabire yaitu Surabaya.Isu yang sering muncul di media elektronik (televisi) menyebutkan adanyakontaminasi atau pencemaran mikroba, residu obat hewan dan pemakaian bahan pengawettertentu pada pangan atau bahan pangan asal hewan yang merugikan konsumen. Rantaipemasaran yang panjang dan lamanya waktu pengiriman khususnya daging bebek yangdidatangkan dari Surabaya dapat mendorong dilakukannya pengawetan, mengingat produkpeternakan seperti halnya daging merupakan media yang baik untuk pertumbuhan danperkembangan mikroba, baik mikroba yang menyebabkan kerusakan pada dagingnya itusendiri maupun mikroba (pathogen) yang menyebabkan gangguan kesehatan pada manusiayang mengkonsumsinya.Untuk mengetahui sejauh mana kualitas daging bebek baik yang berasal dariSurabaya maupun daging yang berasal dari lokal Nabire yang beredar di Nabire, perludilakukan penelitian terhadap kualitas daging bebek.Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengujian kualitas terhadapsampel daging bebek, baik yang diedarkan oleh agen daging bebek dari Surabaya maupunpemotong/penjual daging bebek lokal Nabire. Sesuai hasil survey jumlah agen yang mendatangkan daging bebek dari Surabaya adalah satu pengusaha yaitu Supermarket Luckydan jumlah penjual daging bebek lokal sebanyak dua orang, masing-masing berjualan dipasar Kalibumi (perempatan Kalibumi) dan di pasar Kalibobo. Dari ketiga pengedar/ penjualtersebut masing-masing diambil satu sampel sehingga jumlah sampel yang diuji kualitanyasebanyak tiga sampel daging bebek, satu sampel daging bebek asal Surabaya dan 2 sampeldaging bebek lokal.Pengujian kulaitas daging bebek dilakukan di Balai Klinik Hewan Dan LaboratoriumTipe B Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua di Jayapura mulai tanggal 20-30 Oktober 2014. Pengujian kualitas terdiri dari dua macam uji, yaitu uji organoleptik yangmeliputi warna, bau dan konsistensi daging dan uji cepat formalin.Hasil uji organoleptik dilaporkan bahwa baik warna, bau maupun konsistensisemuanya dinyatakan normal, sedangkan hasil uji cepat formalin, semua sampel dinyatakannegatif atau bebas formalin, sehingga tiga sampel tersebut dinyatakan aman untukdikonsumsi. Hal ini berarti bahwa daging bebek yang beredar di Kabupaten Nabireberdasarkan hasil penelitian uji kulaitas tersebut dapat dinyatakan memenuhi syarat untukdiperdagangkan karena memenuhi standar kualitas yang memadai sehingga aman untukdikonsumsi.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN PEPAYA (Carica papaya Linn) DALAM PAKAN TERHADAP BOBOT BADAN AKHIR, BOBOT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS AYAM BROILER Trijaya Gane Putra
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 2 No 2 (2017): Jurnal FAPERTANAK
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.728 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun pepaya (Carica papaya Linn) dalam pakan terhadap bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase karkas ayam broiler. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Juli sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah DOC ayam broiler sebanyak 36 ekor, ransum dan tepung daun pepaya. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dimana setiap perlakuan di ulang 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 3 ekor. Perlakuan yang diterapkan adalah penambahan tepung daun papaya dalam pakan dengan level yang berbeda, yaitu P0 (tanpa penambahan tepung daun pepaya, sebagai kontrol), P1 (dengan penambahan tepung daun pepaya 1 %), P2 (dengan penambahan tepung daun pepaya 2 %) dan P3 (dengan penambahan tepung daun pepaya 3 %). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung daun pepaya secara statistik tidak dapat memberikan pengaruh nyata (P>0,05) meningkatkan bobot badan akhir, bobot karkas dan persentase karkas ayam broiler, namun justru sebaliknya secara numerik semakin tinggi level penambahan tepung daun papaya justru menurunkan bobot badan akhir, bobot karkas, dan persentase karkas.
PENERAPAN BIOSEKURITI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER MILIK ORANG ASLI PAPUA (OAP) DI KABUPATEN NABIRE Trijaya Gane Putra
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Fapertanak
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.392 KB)

Abstract

Biosekuriti adalah suatu langkah manajemen yang harus dilakukan oleh peternak untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam peternakan dan untuk mencegah penyakit yang ada di peternakan keluar menulari peternakan yang lain atau masyarakat sekitar (Payne et al., 2002). Penelitian ini bertujuan ini untuk mengetahui penerapan biosekuriti pada peternakan ayam boiler milik Orang Asli Papua (OAP) yang ada di Kabupaten Nabire. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsif dengan teknik pengamatan langsung terhadap penerapan biosekuriti pada kedua lokasi peternakan, serta wawancara dengan para peternak yang merupakan Orang Asli Papua (OAP). Dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa total skor dalam penerapan biosekuriti terhadap peternakan ayam pedaging miliki Orang Asli Papua (OAP), adalah 18 dari 23 skor atau 78,26 %. Selain itu, peternak atau peternakan belum memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan hewan khususnya dalam tindakan diagnose terhadap ayam sakit/mati, sehingga ayam sakit/mati tidak diketahui penyebab penyakitnya secara pasti. Selanjutnya, skor terendah dicapai pada aspek biosekuriti terhadap tamu pekerja peternakan, karena adanya perasaan yang tidak lazim dan tidak enak seperti memerintahkan tamu atau pekerja mencuci kaki sebelum masuk ke lokasi peternakan.
PROSES PEMBUATAN SILASE PENYEDIAAN HIJAUAN PAKAN TERNAK BERKUALITAS DAN KONTINU SEPANJANG TAHUN GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK RUMINANSIA DI NABIRE PAPUA Mery C. Simanjuntak; Trijaya Gane Putra; Wardhana Wahyu Dharsono
Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 3 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Developme
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ijecsed.v3i1.98

Abstract

Seeing the livestock population in the Nabire district of Papua, it is necessary to prepare the feed properly. Lack of feed during the dry season can be overcome by utilizing the abundance of feed during the rainy season. The strategy is to increase the shelf life of the forage that will be prepared as forage for use in the dry season by preserving the forage. One type of forage preservation is "silage". With the direct practice method of making silage under the guidance of a facilitator from a Lecturer in the Animal Husbandry Study Program, Faculty of Agriculture and Animal Husbandry, Satya Wiyata Mandala University. Activities are divided into 3 namely Preparation, Work Practice and Closing. From the results of the practice by the participants, it was found that physically (organoleptic) the quality of the silage produced was of relatively good quality because of the smell or aroma, texture, presence of mold and color of the silage as follows: 1. The smell or aroma of the silage smells sweet and sour and is free of bad smell . 2. The texture is crumbly/clear, not mushy, not lumpy and not slimy. 3. Silage is not moldy. 3. The color is greenish (bright) and looks cooked like boiling