Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran al-Syatibi tentang maá¹£laḥah dan kontribusinya dalam pembaharuan hukum Islam. Maá¹£laḥah merupakan metode iá¹£á¹inbat hukum Islam yang bertujuan menghilangkan kesulitan-kesulitan manusia dalam menjalankan kewajibannya, terutama dalam bidang muamalah. Prinsip-prinsip umum kemaslahatan yang dikandung dalam al-Quran dan Hadis semuanya bermuara pada doktrin maqÄá¹£id al-sharÄ«âah yang tujuan utamanya adalah untuk menegakkan  maá¹£laḥah sebagai unsur esensial bagi tujuanÂ-tujuan hukum Islam. DokÂtrin maqÄá¹£id al-sharÄ«âah itu menegaskan bahwa tujuan akhir hukum adalah satu, yaitu maslahah atau kebaikan dan kesejahteraan umat manusia. Menurut al-Syatibi, kemaslahatan yang dirumuskan dalam hukum Islam harus memperhatikan pemeliharaan aspek-aspek á¸arÅ«riyyat, ḥÄjiyyah dan taḥsÄ«niyyah sebagai suatu struktur yang terdiri atas tiga tingkatan yang satu sama lain saling berhubungan. Signifikansi pemikiran al-Syatibi tentang maá¹£laḥah mursalah adalah bahwa metode tersebut merupakan pemersatu dan sebagai alternatif atas perbedaan pendapat ulama tentang berlaku atau tidak berlakunya maá¹£laḥah mursalah sebagai metode istinbat hukum Islam.***This article aims to analyze al-Syatibiâs thought about maslahah and its contribution to the renewal of Islamic law. Maslahah is a method of istinbat which aims to deprive human difficulties in carrying out their obligations, especially in the field of muamalah. General principles of maslahah that was conceived in al-Quran and hadis rise in the doctrine of maqÄá¹£id al-sharÄ«âah. The main purpose is to enforce maslahah as an essential element for the all purposes of Islamic law. The doctrine of maqÄá¹£id al-sharÄ«âah asserted that the purpose of the law is one, namely maslahah or goodness and prosperity of mankind. According to al-Syatibi, maslahah which formulated the law of Islam must consider the aspects of á¸arÅ«riyyat, ḥÄjiyyah and taḥsÄ«niyyah as a structure consisting of three tiers one of another mutually related. The significance of al-Syatibiâs thinking about maá¹£laḥah mursalah is that this method is a kind of unification and as an alternative over differences of opinion among the scholars on the validity of maá¹£laḥah mursalah as a method of Islamic law.***Keywords : ijtihad, hukum Islam, maqÄá¹£id al-sharÄ«âah, iá¹£á¹inbat, maá¹£laḥah.
Copyrights © 2015