Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi daerah resapan air dan menyampaikan solusi alternatif pada kondisi resapan air existing yang mengarah pada tren negatif. Melalui metode analisis overlay parameter-parameter penentu berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No: P.32/MENHUT-II/2009 yaitu jenis tanah, curah hujan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, serta citra satellite untuk melihat kenampakan existing dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis menunjukkan kondisi daerah resapan air Kabupaten Bengkalis terdapat dalam empat klasifikasi, yaitu kondisi Baik 85,34% didominasi lahan perkebunan dengan tanaman berkayu keras, Normal Alami 8,75% didominasi lahan semak dan belukar, Mulai Kritis 5,21% dan Agak Kritis 0,70% didominasi oleh bangunan permukiman/campuran. Kondisi daerah resapan air Agak Kritis terluas berada pada Kecamatan Bantan 4,43%, kondisi daerah resapan air Mulai Kritis terluas berada pada Kecamatan Mandau 18,06%. Adapun solusi alternatif yang bisa diterapkan pada daerah Kabupaten Bengkalis dengan kondisi resapan air Agak Kritis dan Mulai Kritis seperti pengaturan kawasan/zona perhatian khusus dengan ketentuan: pemberian disinsentif pembangunan konstruksi bertingkat pada kawasan mulai kritis, pajak yang lebih tinggi, penerapan prinsip zero delta Q Policy, tingkat kerapatan bangunan rendah atau KDB dan KLB yang lebih luas, menggunakan material yang memiliki daya serap air tinggi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022