Latar belakang: Proyeksi situasi kependudukan dan Program Keluarga Berencana (KB) Nasional tahun 2020, menunjukkan angka fertilitas total atau TFR sebesar 2,26 anak per wanita, yang berarti seorang wanita di Indonesia rata-rata melahirkan 2,26 anak selama hidupnya jika ia mengikuti pola Age-Spesifik Fertility Rate (ASFR) saat ini. Angka fertilitas total di daerah pedesaan (2,4 anak), 13 persen lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan (SKAP, 2019). Masa Pandemi Covid-19, akseptor KB tidak dapat secara bebas mengakses layanan kontrasepsi. Hal tersebut berdampak langsung pada pelayanan KB, antara lain penurunan peserta metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), akseptor mengganti cara metode jangka pendek yang kegagalannya lebih tinggi (Wardoyo, 2020). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor sosialisasi yang mempengaruhi kesertaan KB MKJP di era Pandemi Covid-19 di Desa Jatirejo. Metode: Uji analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan analisis Uji Chi Square. Analisis bivariat digunakn untuk mengukur hubungan antara sosialisasi terhadap kesertaan KB MKJP. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Desa Jatirejo Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar pada bulan Mei-Agustus 2021. Populasi penelitian ini adalah semua aksptor KB atau PUS di wilayah Desa Jatirejo sebanyak 586 akseptor, Sampel yg digunakan sebanyak 120 subjek. Penulis melaksanakan penelitian dengan memberi kuesioner kepada responden. Hasil: Responden yang mendapat sosialisasi oleh tenaga kesehatan ataupun kader yang memilih untuk tidak mengikuti program MKJP yaitu 79 responden (65.8%) sedangkan responden yang mendapat sosialisasi yang cukup dan baik, lebih memilih untuk mengikuti program MKJP yaitu sebanyak 41 responden (34.2%). Dengan nilai p value 0.000 menunjukkan bahwa sosialisasi dari tenaga kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara sosialisasi dengan kesertaan KB MKJP.
Copyrights © 2022