Kebutuhan bahan pangan sangat tergantung pada ketersediaanya di lingkungan. Bahan pangan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus sehat dan bebas dari bahan pencemar, termasuk logam berat. Menurut FAO, diperkirakan dunia mengonsumsi sekitar 154 juta ton ikan pada tahun 2011 dan sekitar 50% berasal dari akuakultur. Menurut data BPS sepanjang tahun 2021 terdapat 10.683 desa/kelurahan yang mengalami pencemaran air. Salah satu pencemaran air adalah logam berat merkuri yang dapat terakumulasi dalam tubuh melalui beberapa jalur, antara lain melalui makanan yang dikonsumsi dari tumbuhan maupun hewan. review ini dilakukan dengan pencarian artikel ilmiah menggunakan search engine Google Scholar, PubMed dan ScienceDirect dengan kata kunci “Analisis Merkuri pada Pangan”. Total artikel yang digunakan dalam review ini adalah 14 artikel ilmiah. Tujuan kajian dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis ikan yang tercemar merkuri di wilayah Nusantara dengan menggunakan metode spektrofometer, hasilnya akan dibandingkan batas maksimum merkuri yang diperbolehkan oleh BPOM dan WHO. Pencarian literatur dilakukan dengan memperhatikan kriteria data inklusi dan eksklusi pada 10 tahun terakhir terpublikasi baik nasional maupun internasional yang digunakan berupa data. Beberapa jenis ikan yang berada di wilayah Nusantara positif mengandung merkuri yang diuji dengan menggunakan metode spektrofotometer AAS (Atomic Absobtion Spectrophotometer) dan ICP-OES.
Copyrights © 2023