Dalam memandang pendidikan Ibnu Khaldun berdasarkan pada hipotesis sesungguhnya manusia pada dasarnya “tidak tahu” (jahil), dan menjadi “tahu” (alim) melalui belajar. Maknanya, manusia termasuk dalam kelompok hewan, namun Allah telah memberikan suatu keistimewaan akal pikir, yang memungkinkan bagi mereka berperilaku secara teratur serta terencana, yang disebut akal pemilah (al-‘aql al-tamyizi); atau memungkin memahami macam daya pikir dan pendapat, timbal balik pada tata hubungan dengan sesama, yang disebut akal eksperimental (al-‘aql al-tajribi); serta memungkinkan bagi mereka untuk menggambarkan realitas-empiris dan non-empiris, yang disebut akal kritis (al-‘aql an-nadzori). Penelitian ini termasuk dalam jenis library reseach (kajian pustaka) dengan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis data Content Analysis (analisis isi). Dari hasil penelitian ini didapat kesimpulan pertama, menurut Ibnu Khaldun tujuan pendidikan setidaknya meliputi tiga aspek, yaitu untuk meningkatkan pemikiran, peningkatan kemasyarakatan, dan aspek pengembangan iman dan takwa. Kedua, materi dalam pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldun dapat dibagi kedalam Ilmu-ilmu naqliyah (ilmu agama) dan ilmu-ilmu ‘aqliyah (ilmu umum). Ketiga, beberapa metode yang ditawarkan Ibnu Khaldun dalam proses pembalajaran antara lain metode menghafal, diskusi atau dialog, widyawisata (riẖlah), pentahapan (tadrīj) dan pengulangan (tikrar).
Copyrights © 2023