Fenomena mahasiswi bercadar di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta di Sukabumi, terdapat peningkatan jumlah mahasiswi yang memakai cadar. Beberapa di antaranya adalah mahasiswi yang sebelumnya tidak memakai cadar. Fenomena ini dapat dipahami bahwa kecenderungan menutup aurat pada bagian kepala lebih dari sekedar jilbab semakin meningkat. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode living hadis dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Responden dalam penelitian ini yaitu 26 orang mahasiswi bercadar yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswi dalam memakai cadar di STAI di Sukabumi menghasilkan tujuh motivasi yaitu: 1) perlindungan diri dalam menjaga pandangan dan membatasi diri dari non mahram; 2) mendekatkan diri kepada Allah; 3) menutup aurat; 4) tiba-tiba ingin memakai cadar; 5) bergaul dengan yang memakai cadar; 6) menutupi kekurangan; dan 7) ingin menjadi anak yang shalihah yang bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Dari ketujuh motivasi tersebut, yang lebih dominan adalah sebagai perlindungan diri sebanyak 42%. Adapun tantangan yang dihadapi mereka bersifat internal (diri sendiri) dan eksternal (keluarga dan lingkungan). Sedangkan dalil yang menguatkan mereka untuk memakai cadar adalah pendapat madzhab Syafi’i tentang aurat wanita di depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh, sehingga mereka mewajibkan wanita memakai cadar di hadapan lelaki ajnabi. Inilah pendapat mu’tamad madzhab Syafi’i. The phenomenon of veiled female students in the Private Islamic High School in Sukabumi, there is an increase in the number of female students who wear the veil. Some of them are female students who previously did not wear a veil. This phenomenon can be understood that the tendency to cover the genitals on the head more than just a headscarf is increasing. The research used in this study is a qualitative research using the living hadith method and using a phenomenological approach. The respondents in this study were 26 veiled female students who were selected using the purposive sampling method. The method of data collection was done by interview technique. The results showed that the motivation of female students in wearing the veil at STAI in Sukabumi resulted in seven motivations, namely: 1) self-protection in maintaining views and limiting themselves from non-mahrams; 2) draw closer to Allah; 3) cover the genitals; 4) suddenly want to wear a veil; 5) associate with those who wear the veil; 6) cover deficiencies; and 7) want to be a pious child who can make his parents happy. Of the seven motivations, the more dominant is as self-protection as much as 42%. The challenges they face are internal (self) and external (family and environment). Meanwhile, the argument that strengthens them to wear the veil is the opinion of the Shafi'i school of thought about a woman's genitalia in front of an ajnabi man (not a mahram) is the whole body, so they oblige women to wear a veil in front of an ajnabi man. This is the opinion of the mu'tamad of the Shafi'i madhhab.
Copyrights © 2020