Conflict in church life provides opportunities for the emergence of evil forces that can bring the church to defeat. However, conflicts can actually be handled effectively if effective conflict handling patterns are applied. This study analyzes conflicts and conflict resolusions in the construction of the Seventh Day Adventist Church (GMAHK) worship building in Lasiana Kupang City. In this study researchers used qualitative methods using descriptive approaches from anthropology, ethnography and law. The impact of the conflict that occurs will result in the loss of harmonization in social life and the fading of social relations between communities. With the deliberation and negotiation of establishing a cooperative relationship, the community no longer objects to the establishment of the GMAHK Lasiana worship building, because the community believes that tolerance is important, brotherly love needs to be maintained as a binder for cross-denominational Christian congregations. AbstrakKonflik dalam kehidupan bergereja memberikan peluang munculnya kuasa kejahatan yang dapat membawa gereja ke dalam suatu kekalahan. Akan tetapi, konflik itu sesungguhnya dapat ditangani secara efektif bila diterapkan pola penanganan konflik yang efektif pula. Penelitian ini menganalisis konflik dan resolusi konflik pembangunan Gedung ibadah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Lasiana Kota Kupang. Dalam studi ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dari antropologi, etnografi dan hukum. Dampak dari konflik yang terjadi akan mengakibatkan hilangnya harmonisasi dalam berkehidupan bermasyarakat dan lunturnya hubungan sosial antar masyarakat. Dengan adanya musyawarah dan negosiasi menjalin hubungan kerjasama, maka masyarakat tidak lagi merasa keberatan dengan adanya pendirian gedung ibadah GMAHK Lasiana, karena masyarakat percaya bahwa toleransi itu penting, kasih persaudaraan perlu dijaga sebagai pengikat jemaat Kristen lintas denominasi.
Copyrights © 2023