Syaikh Ahmad bin Idris al-Fasi seorang Mursyid yang masyhur dengan wirid al-istighfÄr al-kabá¿‘r, tahlá¿‘l al-makhṣūṣ, ash-shalawat al-‘aẓimiyah, dan ahzÄbnya. Selain sebagai pembaharu ajaran tasawuf (at-tasawuf at-tajdá¿‘diy), dan ahli tafsir dengan corak tafsir ‘irfaniy yang terpadu dengan kaidah-kaidah ilmu tafsir. Syaikh Ahmad bin Idris termasuk tokoh tasawuf yang detil mendeskripsikan bentuk-bentuk pengenalan yang mendalam kepada Allah SWT, yang mencapai ma’rifat Dzat Ilahi, sebagaimana Mursyid kamil mukammil sebelumnya seperti Syaikh ‘Abdul Qadir dalam kitab Sirr al-asrÄr wa maẓharul anwÄr. Ia menjelaskan bahwa ruh qudsi manusia pada dimensi Lahut, dapat menyaksi kepada Tajalli (penampakan) Dzat Tuhan. Syaikh Abul Hasan as-Syadziliy dalam Risalah al-amin-nya, mendeskripsikan secara detil penyaksian nafs (diri) Tuhan baik dalam dimensi az- ẓÄhir maupun al-BÄá¹in, Demikian Syaikh Muhyiddin Ibn ‘Arabiy, dan Shufi besar generasi awal seperti Syaikh Abu Yazid al-Busthami, Al-HallÄj dan lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis terhadap salah satu hizib Syaikh Ahmad bin Idris al-Fasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bentuk-bentuk ma’rifatullah, dalam konsep ma’rifatullah Syaikh Ahmad bin Idris al-Fasi dalam al-Hizb al-Rabi’nya yaitu dzauq bagi tajalli sifat-sifat dan nama-nama Allah SWT, dan musyahadah bagi tajlli Dzat Allah SWT, pada dimensi kedekatan dan kesucian Allah SWT, yang tertinggi. Keunggulan konsep makrifat Zat Ilahi, Syaikh Ahmad bin Idris adalah dapat terjaganya syariat-syariat Islam meskipun dalam kondisi fana` totalitas dari kesadaran dan perasaan dirinya.
Copyrights © 2023