Sirsak (Annonamuricata L) merupakan tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di dalam daun sirsak terdapat senyawa acetogenin yaitu senyawa polyketides dengan struktur 30 – 32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik. Salah satu kendala dalam pemanfaatan ekstrak daun sirsak adalah kurang efisiennya pelarut yang digunakan selama ini. Penelitian ini bertujuan agar dapat diketahui variabel yang berpengaruh dan menentukan kondisi operasi paling baik pada proses maserasi zat sitotoksik dari daun sirsak. Penelitian ini dirancang dengan metode factorial desain 2 level dan 4 variabel bebas yaitu kadar air 10 dan 90%, waktu maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel 4 dan 7 gram, jenis pelarut fraksinasi etanol dan n-heksan. Variabel terikat yang digunakan yaitu volume solven ekstraksi 200 ml, temperature ekstraksi 28oC (temperature ruangan), dan jenis pelarut etanol. Empat variable bebas tersebut memberikan pengaruh yang positif/meningkatkan kadar fenol dan variabel yang paling berpengaruh adalah kadar air, berat sampel, dan waktu ekstraksi. Kondisi paling baik pada proses ekstraksi zat sitotoksik adalah pada berat 7 gram, dengan pengeringan, dan waktu ekstraksi 2 hari.Kata kunci : sirsak, acetogenins, ekstraksi, maserasi, sitotoksik
Copyrights © 2014