Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR UREA MENGGUNAKAN PROSES GABUNGAN ACTIVATED MICROALGAE DAN NITRIFIKASI-DENITRIFIKASI AUTOTROFIK: UJI DENGAN RANCANGAN TAGUCHI Indro Sumantri; Sumarno Sumarno; Norma Afiati
Reaktor Volume 14, Nomor 1, April 2012
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.365 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.14.1.79-85

Abstract

TREATMENT OF UREA WASTEWATER WITH COMBINED PROCESS OF ACTIVATED MICROALGAE AND NITRIFICATION-DENITRIFICATION AUTOTROPHIC: EVALUATION WITH TAGUCHI DESIGN. The conventional process for treatment wastewater from urea plant usually use of micro algae process or heterotrophic bacterial nitrification denitrification. Micro algae process use different type of micro algae. The advantage is cheap because used only little bit of P nutrient but cannot used for ammonium removal. Heterotrophic bacterial nitrification denitrification process needed high organic carbon input so that treatment cost so expensive. The objective of the research work was to investigate the potential of combination of special type micro algae process with an autotrophic nitrification-denitrification process. Micro algae species used in micro algae process have ability either for ammonium removal or withstand in high ammonium concentration. Autotrophic nitrification denitrification process used nitrifying bacterial/sludge as the biocatalyst. The origin of the nitrifying sludge was an activated sludge obtained from a particle board industry wastewater treatment plant where nitrification occurred in the aeration basin. Enrichment and breeding of the nitrifying sludge were conducted in high ammonium concentration and autotrophic condition. Based on experiment, enrichment and breeding micro algae which have ability either for ammonium removal or withstand in high ammonium concentration quite easy. By screening experiment with seven variable: MLSS, detention time, NH3-N concentration, aeration, CaCO3 concentration, micronutrient, N:P ratio, obtained the best level of variables are NH3-N concentration, aeration, CaCO3 concentration at high level. Evaluation limiting substrate inhibition of ammonium to nitrifying bacterial growth also unproved experimentally.Proses konvensional untuk mengolah limbah cair industri urea biasanya menggunakan proses alga mikro atau bakteri heterotropik nitrifikasi-denitrifikasi. Proses alga mikro dapat menggunakan berbagai jenis alga mikro. Keuntungannya adalah murah karena hanya memerlukan nutrien P sedikit tetapi tidak dapat digunakan untuk menyusutkan amoniak. Proses nitrifikasi-denitrifikasi bakteri heterotropik memerlukan asupan karbon yang tinggi sehingga pengolahan  menjadi mahal. Tujuan saat ini untuk penelitian adalah untuk mempelajari kombinasi yang potensial untuk proses alga mikro jenis tertentu dengan proses nitrifikasi-denitrifikasi ototrofik. Jenis alga mikro yang digunakan dalam proses alga mikro mempunyai kemampuan baik untuk penyusutan amoniak atau tahan dalam konsentrasi amoniak tinggi. Proses nitrifikasi-denitrifikasi ototrofik menggunakan bakteri nitrifikasi/lumpur sebagai biokatalis. Lumpur nitrifikasi awal adalah lumpur aktif kolam aerasi unit pengolahan limbah cair industri partikel board Pengayaan dan pembibitan lumpur nitrifikasi dilakukan dalam konsentrasi amoniak yang tinggi dan kondisi ototrofik. Berdasarkan penelitian, pengayaan dan pembibitan alga mikro yang mempunyai kemampuan untuk penyusutan amoniak dan tahan konsentrasi amoniak yang tinggi mudah. Evaluasi substrat pembatas penghambat amonium terhadap pertumbuhan alga tidak terbukti. Tujuh variabel yang dipilih lewat penapisan adalah : MLSS, waktu tinggal, konsentrasi NH3-N, laju aerasi, kadar CaCO3, nutrien mikro, rasio N:P. Variabel yang berpengaruhadalah konsentrasi NH3-N, laju aerasi, kadar CaCO3.Keywords: autotrophic nitrification-denitrification process; enrichment and breeding of the nitrifying sludge; micro algae proces
PEMBUATAN ALUMINIUM SULFAT DARI CLAY Wahyu Nurcahyo; Indro Sumantri; Laeli Kurnisari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.960

Abstract

Aluminium sulfat adalah senyawa dengan rumus molekul Al 2 ( SO4  )3. Zat ini dapat dihasilkan dari  reaksi  antara  asam  sulfat dengan  aluminium  atau  mineralnya.  Kegunaan  aluminium sulfat antara lain penjernih air, pengatur pada industri kertas, pengatur warna pada industri kain  dan  bahan  penolong  pada  alat  pemadam,  dan  bahan  baku  pembuatan  bahan  kimia lainnya.  Penelitian ini bertujuan untuk membuat aluminium sulfat dari bahan baku clay atau tanah liat dengan cara mereaksikan  clay dan  asam sulfat  dengan variabel excess asam, suhu dan  ukuran  feed.  Selain  itu juga  akan  dibandingkan  hasil  perolehan  alum  berdasarkan  asal clay.  Pada  penelitian  ini digunakan  clay  dari  Soka  dan  Jatiwangi.  Kedua  bahan  tersebut direaksikan dengan asam dengan variabel yang telah ditentukan selama satu jam.  Hasil yang telah  diperoleh  dibersihkan  dan  dikeringkan  hingga  terbentuk  kristal  anhidrat.  Setelah  itu efisiensi dihitung berdasarkan kandungan logam aluminium dari produk. Dari hasil percobaan diperoleh  bahwa  genting  dapat  digunakan  sebagai  bahan  baku  alternatif  dalam  pembuatan aluminium sulfat.  Hasil yang didapatkan  bahwa genteng soka kadar aluminiumnya lebih besar dari genteng jatiwangi dan kondisi ideal proses tersebut adalah pada suhu 70°C ukuran 100 mesh dan excess asam sebesar 20%’.Kata kunci : alum, clay, asam sulfat
PRODUKSI BIOMASA MIKROALGA DENGAN NITRIFIKASI LIMBAH BERAMONIAK TINGGI Indro Sumantri; Hadiyanto Hadiyanto; Sumarno Sumarno
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i2.1052

Abstract

Biodiesel merupakan salah satu energi alternative yang saat ini memperoleh perhatian yang besar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keuntungan/kelebihan biodiesel, diantaranya sumber yang terbarukan, bersih dan efisien, dan lebih  ramah lingkungan. Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang mempunyai kandungan minyak sekitar 45-85%, sehingga sangat potensial untuk dijadikan biodiesel. Akan tetapi permasalahan yang dihadapi saat ini yaitu belum maksimalnya produksi mikroalga yang berbiomasa tinggi. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengoptimasi proses kultivasi dalam suatu photobioreaktor yang murah dan efisien untuk dengan menghasilkan mikroalga dengan  biomasa yang maksimum. Dalam penelitian ini akan digunakan photobioreaktor open pond skala kecil (miniPOND) dengan tujuan untuk mempermudah control dan evaluasi serta lebih mudah dan cepat untuk kultivasi mikroalga. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memproduksi biodiesel dari mikroalga yang mempunyai biomassa tinggi dengan photobioreaktor open pond skala kecil (miniPOND). Kultivasi akan dilakukan dengan menggunakan reaktor kolam (open pond) skala laboratoirum dengan memafaatkan sinar matahari sebagai sumber fotosintesis. Penelitian yang dilakukan optimasi memperoleh data optimum untuk memproduksi mikroalga. Hal ini meliputi : jenis mikroalga yang tahan terhadap kadar amoniak tinggi yaitu Chlamydomonas, percobaan dilakukan secara batch dan kontinyu, percobaan batch digunakan untuk menentukan kondisi yang baik sebagai dasar untuk proses kontinyu. Rasio karbon dan nitrogen yang dilakukan meliputi stoikiometri (5,7 :1), dan antara 0,6 – 1,4. Percobaan dilakukan di reaktor dengan volume 50 L, laju aerasi 25 L/menit, pencahayaan lampu 45 W. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa waktu optimum untuk adalah 2 hari berdasarkan hasil pengamatan densitas optik. Pengaruh rasio C dan N tidak begitu terlihat karena hampir mempunyai nilai densitas optik yang hampir sama, densitas optik yang tinggi diperoleh untuk waktu 2 hari. Sistem kontinyu yang dilakukan terlihat bahwa untuk rasio C dan N 1:1 maka hasil panen mikroalga akan diperoleh terbaik pada waktu dua hari kultivasi. Kata kunci : biodisel, mikroalga, Chlamydomonas, rasio C/N, bioreaktor, densitas optik.
PENGARUH DOSIS KLORIN PADA PERTUMBUHAN BAKTERI COLIFORM TOTAL DAN ESCHERICHIA COLI PADA SUNGAI KREO, SUNGAI GARANG DAN SUNGAI TUGU SUHARTO Supriyadi Supriyadi; Indro Sumantri; Indah Hartati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v12i1.1455

Abstract

Polutan yang sering ditemui pada air sungai adalah bakteri Coliform Total dan Escherichia coli. Keberadaan Coliform Total dan Escherichia coli disistem penyediaan air minum telah menjadi masalah yang serius.Umumnya, keberadaanbakteritersebutdi air permukaan melebihi ambang batas. Kandungan Coliform Total dan Escherichia coli dalam air menimbulkan berbagaigangguan kesehatan.Berdasarkan Permenkes RI No. 492 Tahun 2010, ambang batas kandunganColiform Total dan  Eschericia coli dalam air minum adalah 0 koloni/100 ml. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2001 untuk kualitas air baku kelas I koloni,ColiformTotal maksimum 1000 koloni/100 ml sampel, Escherichia coli 100 koloni/100 ml sampel.  Oleh karenanya diperlukan pengolahan air agar menjadi layak untuk dikonsumsi.Penelitian ini bertujuan menentukan dosis optimum klorin untuk menurunkan kandungan bakteri Coliform Total dan Escherichia colidalam air permukaan di Sungai Garang, Sungai Kreo dan Sungai di Tugu Suharto. Penelitian ini dilakukan dengan menambah klorin kedalam masing sapel air ketiga sungai tersebut dengan dosis antara 2 mg/L – 4,5 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan kandungan bakteriColiform Total dan Escherichia coli air ketiga sungai terset melebihi ambang batas berdasarkan PP no. 81 tahun 2001 kriteria air kelas I dan dosis optimum klorin untuk air ketiga sungai tersebut 3,5 mg/L. Kata Kunci :coliform total, escherichia coli, klorin
EKSTRAKSI DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL Indro Sumantri; Galih Prihasetya Hermawan; Hendrawan Laksono
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.961

Abstract

Sirsak  (Annonamuricata  L)  merupakan  tanaman  buah  yang berasal  dari  Karibia,  Amerika Tengah  dan  Amerika  Selatan.  Di dalam  daun  sirsak  terdapat  senyawa  acetogenin  yaitu senyawa  polyketides  dengan  struktur 30 –  32 rantai karbon  tidak  bercabang yang terikat  pada gugus  5-methyl-2-furanone. Rantai  furanone  dalam  gugus  hydrofuranone  pada C23 memiliki aktivitas  sitotoksik.  Salah satu  kendala dalam pemanfaatan ekstrak  daun  sirsak  adalah kurang efisiennya  pelarut yang digunakan  selama  ini.  Penelitian  ini  bertujuan agar dapat diketahui variabel yang berpengaruh  dan  menentukan  kondisi operasi paling baik  pada proses maserasi zat  sitotoksik  dari daun  sirsak.    Penelitian  ini  dirancang  dengan  metode factorial desain  2 level dan 4 variabel  bebas  yaitu  kadar air  10  dan 90%, waktu  maserasi 1 dan 2 hari, berat sampel  4  dan  7  gram,  jenis  pelarut  fraksinasi  etanol  dan  n-heksan.  Variabel  terikat  yang digunakan  yaitu  volume  solven  ekstraksi  200  ml, temperature  ekstraksi  28oC  (temperature ruangan), dan  jenis pelarut  etanol. Empat  variable  bebas  tersebut  memberikan  pengaruh yang positif/meningkatkan  kadar  fenol  dan  variabel  yang  paling  berpengaruh  adalah  kadar  air, berat  sampel,  dan  waktu  ekstraksi.  Kondisi  paling  baik  pada  proses  ekstraksi  zat  sitotoksik adalah pada berat 7 gram, dengan pengeringan, dan waktu ekstraksi 2 hari.Kata kunci : sirsak, acetogenins, ekstraksi, maserasi, sitotoksik
EFEKTIFITAS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN AERASI DALAM MENURUNKAN KADAR COD PADA LIMBAH BIODIESEL Maris Anindita Fauzi; Setyani Hardiana Sunardi; Indro Sumantri
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.247 KB)

Abstract

Disposal of wastewater into bodies of water with a high content of COD load can cause a decline in the amount of oxygen in the water. Biodiesel manufacturing process wastewater to be discharged into the environment contains high COD, ie 1200 ppm. Processing carried out aerobically with COD values ​​of less than 1500 ppm to shorten the processing time. In addition, microbial & nutrients can be used to streamline the processing of waste in aerobic waste so that the output can meet environmental quality standards and certainly within a relatively short time. In this study degrasimba added bacteria and micro nutrients to the removal of COD in waste biodesel. Variable fixed in these experiments were MLSS 3000 mg / l, pH 7, the bacteria and micro nutrients that are used, the volume of waste, and waste type. Independent variable in this experiment is hidarulic retention time (HRT) with variations (8,12,14,dan16hours.). The results showed that the longer Hidarulic Retention Time (HRT), the higher removal of COD in the effluent. From the experimental results obtained COD with the longest HRT showed a decrease of 77.92% with a decrease from 1200 ppm to 265 ppm, and for HRT 8,12,14 hours respectively were 70.75%, 71.75% and & 72 , 83%. COD value obtained is 351.339, and 326 ppm in HRT each - respectively 8, 12, and 14 hours. With the COD levels of the average - average has decreased constantly on days 3 and 4..
EKSTRAKSI DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL Galih Prihasetya Hermawan; Hendrawan Laksono; Indro Sumantri
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.782 KB)

Abstract

Soursop (Annona muricata L) is one of fruit that originated from Caribbean, middle America and south America. Acetogenins contain in the soursop especially in the leaves. Acetogenins is polyketides compound with structure straight carbon chain 30-32 that bounded with group 5-methyl-2-furanone. Furanone chain in the group of hydrofuranone have cytotoxic activity. One of the problem in the usage of soursop leaves extract is lack of efficiency of the solvent. This research have purpose to know affected variable and determined operation condition optimum in the extraction with maseration method of cytotoxic substance from soursop leaves. This research was engineered with factorial design method with 2 level and 4 independent variables which are drying material with and without drying, extraction time 1 and 2 days, samples mass 4 and 7 grams, fractination solvent etanol and n-hexane. The dependent variables are extraction’s volume solvent 200 ml, extraction temperature 28oC (room condition), and etanol solvent. The 4 independent variables give positive result / increases fenol level and the most affected variables are drying, samples mass, and extraction time. Optimum condition in the extraction process are 7 grams of weight, with drying process, and extraction time 2 days.
PENGARUH PENAMBAHAN BIOCHAR LIMBAH PERTANIAN DAN PESTISIDA PADA INKUBASI TANAH INCEPTISOL UNTUK MENEKAN EMISI GAS METANA (CH4) SEBAGAI GAS RUMAH KACA Winda Prihantarawati Cahayaningtyas; Indro Sumantri
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3309.004 KB)

Abstract

Methane (CH4) is one of the gases that cause global warming, which ranks second only to carbon dioxide (CO2).Naturally, peat lands, wetlands, and sediments in coastal areas are major source of methane gas in the atmosphere (Hardy, 2003). The use of biochar as a companion or replacement for pesticides in agricultural system can increase crop productivity and reduce the emission of methane (CH4) significantly. The research method used is an incubation inceptisol soil. Variables that were varied were the addition of agricultural waste biochar (without biochar, rice husks biochar and corn cobs biochar) and the addition of several types of pesticides like organophosphate insecticides, carbamate insecticides, pyrethroid insecticides, paraquat herbicides and bio-insecticides. The analysis of methane emissions by Gas Chromatography (GC), analysis of degree acidity (pH) using pH-meter and analysis of the number of bacteria at the end of the incubation period using Standard Plate Count (SPC). In the analysis of total methane emissions, the addition of rice husk biochar and without the addition of pesticides (P0B1) to the treatment, produced the largest emissions of methane (CH4) to 4.494 mg CH4/g soil (increase 348.7% ), and the treatment given to the addition of pyrethroid insecticides and rice husk biochar (P3B1) produced the lowest emissions at 0.011 mg CH4/g soil (reduce 98.9%). This incubation process takes place in the pH range 5.2 to 6.7. The population of bacteria in the end incubation, P3B2 treatment (addition of pyrethroid pesticides and biochar corn cobs) has largest population of bacteria which is equal to 4.2 x 108 the bacteria/mL, whereas the P2B1 treatment (addition of carbamate pesticides and rice husk biochar) has lowest population of bacteria about 3.5 x 106 bacteria / mL.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI JAMU DAN FARMASI MENGGUNAKAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR SECARA SHOCK LOADING DALAM UPAYA MENGHASILKAN BIOGAS Fachry Amin N; Afifah Darda N.I.; Indro Sumantri
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.926 KB)

Abstract

PT. Sidomuncul is one of the factories that produce waste. Wastewatergenerated at 130m3 per day. Because of the big amount of wastewater produced, it is necessary to accommodate a short in time wastewater processing, that won’t required a large area and much time. Wastewater processing results of PT. Sidomuncul has a COD value of about 15000 mg /l. Wastes with high levels of COD is well treatedby anaerobically better than aerobic. Anaerobic wastewater treatment can be done if the value of minimal COD is 1500mg /l. This research will try to process the wastewater anaerobically by shockloading method using activated sludge. The purpose of this study was to determine the activated sludgestability when it is done with shock loading method and also the effect of COD level and biogas production as changed variables such rector design, HRT, activated sludge type, and activated sludge height. Observed responses are pH effluent, COD levels, and gas production. The results of this research are the process of anaerobic wastewater shock loading on herbal medicine and pharmaceutical industry could reduce COD levels ranged from 78.46% to 93.97% and produce biogas at it’s best using organic fertilizer sludge with 1/3 height of ABR.
PEMANFAATAN NIKOTIN PADA DAUN TEMBAKAU UNTUK MEMPRODUKSI BIOINSEKTISIDA DENGAN PROSES EKSTRAKSI CAIR-CAIR Dibran Paramartha; Yuda Lazuardi; Indro Sumantri
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.154 KB)

Abstract

Produksi tembakau di Indonesia sangat melimpah, tetapi hanya bermanfaat sebagai industry rokok saja yang dampaknya buruk bagi kesehatan manusia. Tembakau mengandung alkaloid nikotin yang berdampak buruk bagi manusia juga sangat beracun untuk serangga sehingga nikotin dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bioinsektisida. Tujuan penelitian ini adalah menentukan variabel variabel yang berpengaruh dalam proses ekstraksi daun tembakau dalam usaha untuk mengambil nikotin di dalamnya dan mendapatkan kondisi optimum proses ekstraksi daun tembakau. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini memiliki tiga tahap utama, yaitu persiapan bahan baku daun tembakau yang akan diekstrak, tahap maserasi, dan tahap ekstraksi daun tembakau dengan sktraksi cair-cair. Variabel berubah dalam penelitian ini adalah temperatur ekstraksi (40 dan 60oC), volume solvent (150 dan 250 ml), pH solvent (6 dan 7), dan jenis solvent (etanol dan methanol). Analisa hasil kualitatif nikotin dari ekstrak daun tembakau menggunakan metode Gas Cromathography Mass Spectrophotometry (GC-MS). Kondisi optimum dilakukan dengan menggunakan Response Surface Method (RSM) dengan software statistica 10. Hasil ekstraksi optimum didapat pada temperatur 64oC dengan pH solvent 5,6.