Pembelajaran BIPA saat ini semakin meluas. Hal ini tampak dari semakin banyaknya pegiat-pegiat BIPA baik yang bergerak di dalam institusi atau pun mandiri menyelenggarakan program BIPA. Program BIPA ini dapat dilaksanakan secara daring atau pun luring. Walaupun moda pelaksanaan daring dan luring, tetapi pembelajaran BIPA tetap harus pada esensinya, yakni mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia. Dalam mengajarkan dua hal tersebut, tentu pengajar memiliki kendala-kendala tertentu, khususnya dalam pembelajaran BIPA daring. Masalah umum yang sering terjadi adalah terkait dengan jaringan atau media yang digunakan. Namun, apakah hanya perihal hal tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut sehingga diperlukan sebuah penelitian terkait problematik pembelajaran BIPA daring berdasarkan sudut pandang pengajar BIPA yang dianalisis dengan metode survei. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pertama, terkait keterampilan berbahasa. Pada problematik pertama ini dapat terlihat bahwa permasalahan yang paling banyak muncul adalah tentang keterampilan menyimak. Kedua, terkait dengan materi ajar yang paling sering dialami pengajar adalah materi ajar tentang budaya. Ketiga, terkait dengan media ajar yang paling sering menjadi kendala adalah platform daring yang digunakan. Keempat, terkait evaluasi pembelajaran yang paling sering dialami oleh pengajar adalah tentang penentuan jenis evaluasi yang tepat untuk keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan menulis. Kelima, terkait pemelajar yang sering menjadi problem adalah tentang semangat pemelajar yang membuat pemelajar tidak aktif saat pembelajaran berlangsung. Berdarkan lima hasil tersebut dapat dinyatakan dua saran, yakni (1) bagi pengajar BIPA yang harus memiliki kematangan persiapan pembelajaran dan (2) bagi para pegiat BIPA agar meningkatkan intensitas pertemuan untuk sekadar berbagi pengalaman atau berbagi ilmu terkait pembelajaran daring.
Copyrights © 2023