SOCIAL PHYSIQUE ANXIETY PADA ATLET PENYANDANG DISABILITAS

Isti Fauziah Pratiwi (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Jajat Jajat (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Surdiniarty Ugelta (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Adang Suherman (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Yati Ruhayati (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Nur Indri Rahayu (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Kuston Sultoni (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)
Imas Damayanti (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia)

JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN
Vol 22, No 1 (2023): JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN

Atlet penyandang disabilitas merupakan individu yang memiliki keterbatasan dalam hal tertentu. Keterbatasan yang berbeda dan terlihat jelas, serta adanya arti penting citra tubuh dalam olahraga memungkinkan hadirnya stigma negatif yang dapat memicu social physique anxiety cukup tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat social physique anxiety pada atlet penyandang disabilitas tuna daksa dan tuna netra. Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan melibatkan 64 orang (45 tuna daksa dan 19 tuna netra) atlet NPCI Kota Bandung sebagai sampel. Social Physique Anxiety diukur menggunakan kuisioner Social Physique Anxiety Scale (SPAS) Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat social physique anxiety pada atlet penyandang disabilitas tuna daksa dan tuna netra dengan nilai sig. (p = 0,561 > 0,05). Tuna daksa maupun tuna netra keduanya berada pada tingkat SPA yang sama yaitu kategori sedang. Hal tersebut mengartikan bahwa jenis disabilitas tidak serta merta dapat menentukan tinggi maupun rendahnya social physique anxiety.