Lansia mengalami penurunan fungsi sistem muskuloskeletal yang ditandai nyeri sendi. Upaya mengatasi nyeri sendi tersebut adalah senam lansia. Tindakan tersebut untuk meredakan nyeri sendi pada lansia. Masalah yang ada di puskesmas plumbon pada saat posbindun adalah kurangnya ketertarikan lansia terhadap senam karena harus dilakukan sangat pagi dan lansia memilki sifat pemalas untuk melakukan aktiftas seperti halnya senam agar sendi-sendi tidak kaku dan bisa beraktifitas seperti biasanya tanpa adanya rasa nyeri yang menganggu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap skala nyeri sendi pada lansia di puskesmas Plumbon. Penelitian dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan rancangan one group pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami nyeri sendi dengan usia 55-87 tahun di Puskesmas Plumbon Kabupaten Cirebon sebanyak 30 orang. Psenelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel senam lansia sebagai variabel bebas, dan skala nyeri pada lansia sebagai variabel terikatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, kuesioner, pre test dan post test. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan Lansia di Puskesmas Plumbon mengalami nyeri sendi. Sebelum dilakukan senam lansia, nyeri berat 6 (20%), nyeri ringan 3 (10%), nyeri sedang 21 (70%). Setelah dilakukan senam lansia di puksesmas Plumbon sebanyak 3 kali dalam seminggu, mayoritas lansia mengalami penurunan skala nyeri sendi di antara nyeri ringan 10 (33,3%), nyeri sedang 20 (66,7). Kesimpulannya senam lansia berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia secara signifikan.
Copyrights © 2023