Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP SKALA NYERI Sri Lestari; Ira Faridasari; Rokhmatul Hikhmat; Uun Kurniasih; Aliyatul Rohmah
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v13i1.254

Abstract

Pembedahan merupakan suatu trauma yang menimbulkan keluhan nyeri pada penderitanya. Hampir semua pasien pasca bedah mayor mengeluh nyeri dan tidak tahu bagaimana cara untuk mengurangi nyeri tersebut. Perawat menggunakan pengetahuannya untuk dapat mengatasi masalah nyeri post bedah. Salah satu pendekatannya adalah dengan teknik nafas dalam yang dapat digunakan untuk mengontrol nyeri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan penurunan skala  nyeri sebelum dilakukan teknik nafas dalam dengan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di Bangsal Bedah Rumah Sakit X Kabupaten Purwakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan quasi eksperimen, populasi berjumlah 90 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive random sampling dengan accidental sampling di dapat sampel sebanyak 73 orang pada tanggal 14-30 November 2020 di Bangsal Bedah Rumah Sakit X Kabupaten Purwakarta. Hasil penelitian sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam sebanyak 63,2% berada pada skala nyeri 3 (menderita). Sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam diperoleh, 65,80%  mengeluh tidak nyaman (skala nyeri 2) . Setelah dilakukan uji t-test dengan nilai p value<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penurunan skala  nyeri sebelum dan setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam di ketahui setelah dilakukan uji statistik yaitu uji t-test dengan hasil t hitung = -14,623 dan nilai t tabel 1,666 yang berarti bahwa t hitung < t tabel oleh karena itulah maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penurunan skala  nyeri secara signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada klien post bedah.Kata Kunci: Teknik Relaksasi; Nyeri; Skala; Bedah Mayor ABSTRACTSurgery is a trauma that causes complaints of pain to the sufferer. Almost all patient post major surgery complained of pain and did not know how to reduce the pain. The nurse uses her knowledge to be able to solve post-surgical pain problems. One approach is deep breathing techniques that can be used to control pain. This study aims to determine the differences in pain scale reduction before doing deep breathing techniques and after doing deep breathing relaxation techniques in the Surgical Ward Hospital X in Purwakarta Regency. This type of research is a quantitative research using quasi-experimental, a population of 90 respondents with a purposive random sampling technique with accidental sampling and a sample of 73 people on November 14-30 2020 at the Surgical Ward Hospital X in Purwakarta Regency.The results of the study before the deep breath relaxation technique were carried out as many as 9 respondents (12.33%) were on a scale of 2 (uncomfortable), 46 respondents (63.2%) were on a scale of 3 (suffering) and as many as 18 respondents (24.65%) complained that they were very suffering or on a scale of 4. After doing deep breathing relaxation techniques, 16 respondents complained of pain on a scale of 3 (suffering) with a percentage of 21.90, 48 respondents (65.80%) complained of discomfort (scale 2) and the remaining 9 respondents (12.33%) is on a scale of 1 which is mild pain. After the t-test was carried out with a p value <0.05, it can be concluded that there is a difference in the decrease in pain scale before and after the deep breathing relaxation technique is known after the statistical test is carried out, namely the t-test with the results of t count = -14,623 and t table value of 1,666 which means that t count < t table because Therefore, it can be concluded that there is a significant difference in the reduction in pain scale between before and after the deep breathing relaxation technique was performed on post-surgical clients.Keywords: Relaxation Techniquies; Pain; Scale; Major Surgery 
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PEER GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Fauziah Fauziah; Sri Lestari
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.253 KB) | DOI: 10.38165/jk.v10i2.20

Abstract

Masa remaja akan diwarnai dengan perubahan fisik salah satunya adalah payudara   membesar.  Payudara   ini   memiliki   kemungkinan   akan   timbulnya penyakit salah satunya adalah kanker payudara. Namun kurangnya minat remaja dalam  mencari  informasi  mengenai  deteksi  dini  kanker payudara,  menjadikan remaja tidak paham akan penyakit kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui peer group terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang SADARI. Jenis penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre and post test without control group. Dengan jumlah populasi 1028 remaja putri, sehingga jumlah sampel didapatkan sebanyak 91 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Data diperoleh dengan cara wawancara, alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon signed ranktest diperoleh   nilai   probabilitas  (p-value)  sebesar 0,000  (p<   0,05)   sehingga kesimpulan uji adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan melalui peer group terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang SADARI.Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Peer Group, Remaja   ABSTRACT Adolescence will be colored by physical changes, one of which is enlarged breasts. This breast has the possibility of disease, one of which is breast cancer. But the lack of interest in adolescents in seeking information about early detection of breast cancer, makes teenagers do not understand breast cancer.The purpose of this study was to determine the effect of health education through peer groups on the knowledge and attitudes of young women about their awareness. This type of research uses a quasi experiment design with a pre and post test without control group approach. With a population of 1028 young women, so the number of samples was 91 respondents. The sampling technique used in this study used simple random sampling. Data obtained by interview, data collection tools using questionnaires and statistically analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test. The results of hypothesis testing using the Wilcoxon signed ranktest test obtained a probability value (p-value) of 0,000 (p <0.05) so that the conclusion of the test was that there was an effect of health education through peer groups on the knowledge and attitudes of young women.Keywords : Knowledge, Attitude,Peer Group, Adoloscence
PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA HIPERTENSI Sri Lestari; Dini Siti Nuraeni
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v6i1.144

Abstract

Pemberian jus mentimun adalah salah satu pengobatan herbal yang memiliki beberapa kelebihan,  antara  lain efek  samping  yang  relatif  rendah,  dalam  suatu  ramuan dengan komponen berbeda serta memiliki lebih dari satu efek farmakologi saling mendukung serta sesuai  untuk  penyakit-penyakit metabolik dan degeneratfi seperti hipertensi. Jenis penelitian ini adalah Quasy Exsperimen,rancangan ini berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok intervensi. Sampel yang di tentukan 30 responden yang di bagi menjadi 2 kelompok intervensi dan kelompok dianalisis menggunakan uji wilcoxon. Metode Pengumpulan Data dengan Pemeriksaan dan instrumen menggunakan spigmomanometer. Hasil penelitian dari 30 responden menunjukan responden yang di berikan jus mentimun yang di lakukan selama 30 hari dengan takaran 100 cc mengalami penurunan sebesar 34,00 mmHg pada sistol dan 4,67 mm/Hg pada tekanan diastol. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan adanya peningkatan tekanan sistol sebesar 2,67 mmHg dan tekanan diastolnya menunjukan tidak ada perubahan. Uji statistik dengan t.test di dapatkan p value 0,850 lebih dari alpha 0,005 sehingga dapat di simpulkan gagal penolakan terhadap hipotesis.Kata kunci  : Hipertensi, Lansia, Mentimun.             ABSTRACTGiving cucumber juice is one of the herbal remedies that have several advantages, such as relatively low side effects, in an herb with different components as well as having more than one pharmacological effects of mutual support and appropriate for metabolic diseases such as hypertension and degeneratif. The purpose of this study was to determine the effect before and after the administration of cucumber juice in elderly hypertensive. This research is Quasy Exsperimen, this design seeks to reveal the causal relationship by engaging with the control group in addition to the intervention group. Samples were determined in 30 respondents were divided into 2 groups of intervention and control groups in the analysis then uses wilxocon test.  Data collection methods and instruments used by the Examination spigmomanometer.  The results of the 30 respondents to the univariate test results show that the respondent is given juice cucumbers are done every day for 30 days to provide as much as 100 cc cucumber juice decreased by 34.1 mmHg in systolic and 4.67 mmHg diastolic pressure. While the group is not given the intervention showed an increase in systolic pressure of 2.67 mmHg and pressure diastolnya showed no change. Statistical test with p value T.test in get .850 over 0,005 alpha can be concluded that the rejection of the hypothesis fails. Keywords   : Hypertension, Elderly, Cucumber.
PERBEDAAN PERSEPSI, SIKAP DAN PERAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN DESA SIAGA AKTIF Sri Lestari; Teti Suherti
Jurnal Kesehatan Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v5i2.174

Abstract

Desa Siaga Aktif merupakan upaya yang strategis dalam rangka percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals). Salahsatu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan Desa Siaga Aktif adalah dari dukungan tokoh masyarakat, hal ini dipengaruhi oleh persepsi tokoh masyarakat tentang desa siaga aktif, dan persepsi ini yang akan menentukan sikap dan peran tokoh masyarakat terhadap pelaksanaan Desa Siaga Aktif. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan persepsi, sikap dan peran tokoh masyarakat terhadap keberhasilan Desa Siaga Aktif di Desa Silebu dan Desa Tajurbuntu wilayah kerja UPTD Puskesmas Pancalang Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitic comparatif cross sectional non eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tokoh masyarakat yang berada di Desa Silebu dan Desa Tajurbuntu wilayah kerja UPTD Puskesmas Pancalang dengan jumlah 238 orang. Sampel yang diambil berjumlah 70 orang, menggunakan teknik  Proporsional  Random Sampling. Data diolah dan dianalisis menggunakan perangkat lunak komputer.Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tidak ada Perbedaan proporsi persepsi tokoh masyarakat terhadap Desa Siaga Aktif di Desa Silebu dan Desa Tajurbuntu dengan p value 0,801. Dan ada perbedaan sikap tokoh masyarakat terhadap Desa Siaga Aktif di Desa Silebu dan Desa Tajurbuntu dengan p value 0,001. Serta ada perbedaan peran tokoh masyarakat terhadap Desa Siaga Aktif di Desa Silebu dan Desa Tajurbuntu dengan p value 0,009.Kata kunci           : perbedaan, Desa Siaga Aktif ABSTRACT Active Alert Village is a strategic effort to accelerate the achievement of MDGs (Millennium Development Goals). It is influenced by the perceptions of community leaders about the village active standby, and this perception will determine the attitude and role of community leaders on the implementation of the Active Standby village. The purpose of research is to determine differences in perceptions, attitudes and the role of community leaders to the success of the Active Standby village in Silebu village and village health center Tajurbuntu working area UPTD Pancalang Kuningan District of Pancalang 2014. The study design used is comparatif Analytic cross-sectional non-experimental. The population in this study were all community leaders in the village and the village Tajurbuntu Silebu working area UPTD Pancalang health center with number 238. Samples taken were 70 people, using proportional random sampling technique. Data were processed and analyzed using computer software. From the results of the study showed that there was no difference in the proportion of the perceptions of community leaders in the village of Desa Active Standby Silebu and village Tajurbuntu with p value of 0,801. And there are different attitudes towards the village community leader in the village Silebu Active Standby and village Tajurbuntu with p value of 0,001. And there are differences in the role of community leaders in the village of Active Standby Silebu village and village Tajurbuntu with p value 0,009.Keywords      : Difference, village Active Standby
EFEKTIFITAS ANTARA PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN NaCl 0,9% DAN BETADIN TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI Sri Lestari; Kunidah Kunidah
Jurnal Kesehatan Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.181 KB) | DOI: 10.38165/jk.v7i1.120

Abstract

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan. Sifat penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi, keparahan, dan luasnya cedera. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas antara perawatan luka menggunakan NaCl 0,9% dengan betadin terhadap proses penyembuhan luka post operasi pada pasien sectio caesarea. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quaisy Experimen. Dengan populasi seluruh pasien perawatan luka post operasi sectio caesarea yaitu 26, dan menggunakan teknik sampel purposive sampling dengan jumlah 13 responden setiap kelompok. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon. Hasil penelitian ini adalah perawatan luka post operasi sectio caesarea menggunakan NaCl 0,9% sebanyak 13 responden dengan proses penyembuhan luka ≤ 3 hari di dapatkan rata-rata 7,07. Dan hasil bivariate menunjukkan bahwa ada perbedaan antara efektifitas proses penyembuhan luka pada perawatan luka pasien post operasi sectio caesarea menggunakan NaCl 0,9% dengan nilai p value = 0,000 < (a=0,05).Kata kunci     : Proses penyembuhan luka, perawatan luka, NaCl 0,9%, Betadin ABSTRACTWound healing is a complex process because of the various activies of bio-chemical, bio-cell occurs continuosly. Wound healing properties on the all the same, with variations depending on the location, saverity, and the extent of the injury. The purpose of this reseach was to determine the effectiveness of wound care using NaCl 0,9 % with using betadin to wound healing process post operation on patients sectio caesarea. This research is a kind of the quaisy experimental. With a population of whole patients wound care post operatition sectio caesarea which is 26, and using the tecnique of purposive sampling with a total of 13 respondents per-group. The research was conducted at the ciremai hospital of cirebon city.The results of this research are wound care post operation sectio caesarea using NaCl 0,9% as much 13 respondents with the healing process of wound ≤ 3 days obtained of average 7,07. Bivariate and result showed the there is between the effectiveness of the process of wound healing in wound care patient post operation sectio caesarea using NaCl 0,9% with a value p = 0,000 < (a=0,05).Keywords      :     The process of wound healing, wound care, NaCl 0,9%, betadin
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERI Rokhmatul Hikhmat; Sri Lestari; Ning Puspita Dewi
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v12i2.245

Abstract

Pelaksanaan tindakan mobilisasi dini pada pasien post sectio caesaria rata-rata baru mencapai 23,3% dari seluruh persalinan di rumah sakit Karya Husada, padahal mobilisasi dini merupakan tindakan yang sangat efektif guna mencegah komplikasi pada pasien post sectio caesaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mobilisasi dini terhadap proses involusi uteri pada pasien post sectio saesaria. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen atau eksperimen semu. instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Jumlah responden 30 responden dalam kelompok kontrol 15 responden dan kelompok intervensi 15 responden. Hasil penelitian bahwa nilai rata-rata penurunan TFU pada kelompok kontrol adalah paling banyak pada skala 0,5 cm yaitu sebanyak 5 orang (33,3%). pada  responden kelompok intervensi paling banyak pada nilai 2,5 – 3 cm yaitu sebanyak 8 orang (73,3%). Uji statistik menggunakan uji T-Test diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rata - rata penurunan TFU kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada pasien post sectio caesaria, dimana nilai signifikansi 0,023 < α 0,05. Saran dari penelitian ini bagi rumah sakit agar pelaksanaan tindakan  pemberian mobilisasi dini pada pasien post sectio caesaria lebih ditingkatkan guna menjamin kualitas asuhan keperawatanKata Kunci: Mobilisasi Dini, Involusi Uteri, Post Sectio Caesaria ABSTRACTThe implementation of early mobilization in post sectio caesaria patients only reached 23.3% of all deliveries at the Karya Husada hospital, even though early mobilization is a very effective measure to prevent complications in post sectio caesaria patients. This study aims to determine the effect of early mobilization on the process of uterine involution in post sectio saesaria patients. The type of research is Quasy Experiment or quasi-experiment. The instrument used was a questionnaire with closed questions. The number of respondents was 30 respondents in the control group 15 respondents and the intervention group 15 respondents. The results showed that the average TFU reduction in the control group was the most on a scale of 0.5 cm, namely 5 people (33.3%). The most respondents in the intervention group were at a value of 2.5 - 3 cm, namely as many as 8 people (73.3%). Statistical test using the T-Test shows that there is a significant difference between the average reduction in TFU of the intervention group and the control group in post sectio caesaria patients, where the significance value is 0.023 <α 0.05.Suggestions from this study for hospitals so that the implementation of early mobilization in post sectio caesaria patients is further improved in order to ensure the quality of nursing careKeywords: Early Mobilization, Uterine Involution, Post Sectio Caesaria
PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN KALA 1 FASE AKTIF PERSALINAN Sri Lestari; Nita Apriyani
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.495 KB) | DOI: 10.38165/jk.v10i1.3

Abstract

Proses persalinan dimulai pada saat terjadi kontraksi uterus yang teratur dan progresif serta akan diakhiri dengan keluarnya janin. Massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dapat menimbulkan efek relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh massage effleurage terhadap perubahan tingkat nyeri kala 1 fase aktif persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Plered Kabupaten Cirebon Tahun 2018. Jenis penelitian quasi eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian pre and post test without control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang akan melahirkan pada bulan Maret yang berjumlah 42 orang dan metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 38 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala nyeri numerik atau Numerical Rating Scale (NRS). Metode analisis data menggunakan teknik analisis statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat nyeri persalinan sebelum diberikan intervensi adalah nyeri berat (rata-rata 7,37) dan setelah diberikan intervensi adalah nyeri tingkat sedang (rata-rata 4,95). Penurunan tingkat nyeri setelah diberikan intervensi adalah 2,42. Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05 dengan demikian massage effleurage efektif menurunkan nyeri kala 1 fase aktif persalinan.Kata kunci: Nyeri, kala 1, massage effleurage   ABSTRACTThe labor started as a contraction of the uterus that is orderly and progressive and will and with the release of the fetus. Massage is one of the methods for the pharmacology that could lead to the effect of relaxation. The purpose of this research is to know the effect of massage effleurage to change on the level on labor pain of stage I of active phase at plered public health centre, Cirebon 2018. This type of research is quasi experimental with pre and post test without control design. The population in this research is all the patients who want birthing in March, which has 42 people, and the method of sampling is purposive sampling as many as 38 people. Data collection is done by interview techniques. The research instrument used in this study was the Numerical Rating Scale (NRS).The data of the research were analyzed by using the statistical non-parametric Wilcoxon test. The results showed that the level of pain of labor before being given intervention is pain severe (the average 7,37) and after giver intervention the pain is moderate (the average 4,95). Thus, the level of labor pain declines as much as 2,42 following the treatment. The result of the analysis shows that the value of p is 0,000, which is smaller than the value of α = 0,05, meaning that the effleurage massage is are effective to reduce the labor pain of stage I of active phase.Keywords: Pain, active phase, effleurage massage 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA Sri Lestari
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v6i2.146

Abstract

Jamban keluarga (JAGA) merupakan sarana sanitasi dasar untuk menjaga kesehatan lingkungan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Desa leuwikidang  adalah salah satu desa yang berada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kasokandel, salah satu permasalahan yang ada di desa ini yaitu rendah nya cakupan jamban keluarga dari 1,214 rumah baru sekitar 419  rumah atau 34,39%, yang  tidak memiliki jamban  kebanyakan masih ke sungai dan ke kebun, hal ini masih di bawah target nasional mencapai 80%, dengan kondisi demikian perlu dilakukan berbagai upaya masyarakat memiliki jamban keluarga yang memenuhi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktor lingkungan fisik  dan sosial ekonomi apa saja yang dapat  mempengaruhi kepemilikan jamban keluarga. Penelitian ini adalah analitik dari penelitian potong lintang atau cross sectional. Penelitian ini di lakukan dengan observasi dan wawancara kepada keluarga. Populasi penelitian ini dari seluruh rumah yang ada di desa Leuwikidang. Tekni sampel dengan menggunakan  random sampling, dengan besar sampel 92 rumah.Variabel bebas pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sarana air bersi, kepemilikan lahan, dan variabel terikat yaitu kepemilikan jamban keluarga. Hasil penelitian di peroleh hasi uji chi squar  bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan  (p value = 0,048) dengan kepemilikan jamban keluarga.Kata kunci : Kepemilikan Jamban Keluarga ABSTRACTFamily latrines (KEEP) is the basic sanitation facilities to maintain a healthy environment in order to improve the health of society. Leuwikidang village is one of the villages in the Work Area UPTD Kasokandel Health Center, one of the problems that exist in this village is its low latrine coverage of 1,214 families a new home approximately 419 homes, or 34.39%, which does not have latrines mostly still to river and into the garden, it is still below the national target of reaching 80%, with this condition need to be done a variety of community efforts have latrines that meet the family's health. The purpose of this study was to determine the physical environmental factors and socioeconomic anything that can affect families in the village latrine ownership Leuwikidang in Puskesmas  Kasokandel. This study was a cross-sectional analytical research or cross-sectional. This study was done by observation and interviews with family. This study population of all the houses in the village Leuwikidang Majalengka.Teknic District Subdistrict Leukidang sample using random sampling, with a large sample of 92 rumah.Variabel free education, employment, income, clea water facilities, land ownership, and the dependent variable is the ownership of latrine family. Research results obtained hasi chi squar that there is a significant relationship between education (p value = 0.048) with family latrine ownership.Keywords: Family Latrine Ownership
PENGAWASAN PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI SENTRA VAKSIN Herlinawati Herlinawati; Rokhmatul Hikhmat; Muslimin Muslimin; Sri Lestari; Uun Kurniasih
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIRAH) Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.262 KB)

Abstract

Tidak mematuhi protokol kesehatan akan menyebabkan meningkatnya resiko penularan Covid-19, mengakibatkan meningkatnya kembali angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kapatuhan terhadap penerapan protokol kesehatan. Metode kegiatan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan penerapan protokol kesehatan ini menggunakan observasi partisipatif dan penyuluhan. Setelah dilakukan observasi dan pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan, masyarakat telah mengerti dan mau menerapkan protokol kesehatan. Namun setelah pengawasan sedikit melonggar, warga pun mulai berkerumun dan tidak menghiraukan jaga jarak lagi. sehingga di perlukan intervensi lain untuk meningkatkan pemahaman yaitu dengan melakukan penyuluhan yang dilakukan setiap sebelum kegiatan vaksinasi dimulai. Upaya penerapan protokol kesehatan sudah cukup baik, namun masih sulit untuk mengatur ratusan orang dalam satu waktu dan satu tempat, sehingga diperlukan koordinasi dengan berbagai pihak.Kata Kunci: Pengawasan, Penerapan, Protokol Covid-19 AbstractViolation towards health protocols will increase the risk of Covid-19 transmission, which further leads to an increase in the morbidity and mortality rates due to Covid-19. The current community service aims to increase knowledge and improve compliance with the implementation of health protocols. The method applied in the monitoring activities for the implementation of health protocols was participatory observation and counseling. After observing and monitoring the implementation of health protocols, the community had understood and was willing to implement the health protocols. However, after the monitoring loosened a bit, the residents began to gather and did not care about keeping their distance anymore. Thus, there should be other interventions to improve community understanding, namely by conducting counseling before every vaccination activity. Efforts to implement health protocols had been quite good, but it was still difficult to manage hundreds of people at certain location simultaneously. Therefore, coordination with various parties.Keywords: Monitoring, the Implementation, Covid-19, Health Protocols
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP SKALA NYERI SENDI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PLUMBON KABUPATEN CIREBON Sri Lestari; Uun Kurniasih; Nuniek Tri Wahyuni; Rohmatul Hikmah; Sri Ajeng
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i2.14181

Abstract

Lansia mengalami penurunan fungsi sistem muskuloskeletal yang ditandai nyeri sendi. Upaya mengatasi nyeri sendi tersebut adalah senam lansia. Tindakan tersebut untuk meredakan nyeri sendi pada lansia. Masalah yang ada di puskesmas plumbon pada saat posbindun adalah kurangnya ketertarikan lansia terhadap senam karena harus dilakukan sangat pagi dan lansia memilki sifat pemalas untuk melakukan aktiftas seperti halnya senam agar sendi-sendi tidak kaku dan bisa beraktifitas seperti biasanya tanpa adanya rasa nyeri yang menganggu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap skala nyeri sendi pada lansia di puskesmas Plumbon. Penelitian dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan rancangan one group pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami nyeri sendi dengan usia 55-87 tahun di Puskesmas Plumbon Kabupaten Cirebon sebanyak 30 orang. Psenelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel senam lansia sebagai variabel bebas, dan skala nyeri pada lansia sebagai variabel terikatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, kuesioner, pre test dan post test. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan Lansia di Puskesmas Plumbon mengalami nyeri sendi. Sebelum dilakukan senam lansia, nyeri berat 6 (20%), nyeri ringan 3 (10%), nyeri sedang 21 (70%). Setelah dilakukan senam lansia di puksesmas Plumbon sebanyak 3 kali dalam seminggu, mayoritas lansia mengalami penurunan skala nyeri sendi di antara nyeri ringan 10 (33,3%), nyeri sedang 20 (66,7). Kesimpulannya senam lansia berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia secara signifikan.