Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar di dunia bersama dengan dua negara penghasil karet alam terbesar yaitu Thailand dan Malaysia. Indonesia menyumbang 26 persen dari total produksi karet alam dunia. Karet merupakan salah satu komoditas pertanian penting dalam peredaran nasional dan internasional. Karet tidak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik negara, tetapi juga oleh swasta dan rakyat yang memiliki areal lebih luas. Sumatera Selatan merupakan penghasil karet alam yang penting di Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Sumatera Selatan. Harga Karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya, dari harga rata-rata harga Karet tahun 2015 sampai dengan tahun 2017. Bila pada tahun 2015 harga jual karet mencapai Rp 8.590/kg yang dijual petani karet, sedangkan pada tahun 2017 harga jual karet mencapai Rp 8.590/kg. 6.932 Rp/kg dijual oleh petani karet yang memulai produksi karet di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menghitung kontribusi pendapatan usaha tani karet sebelum harga jual karet turun pada tahun 2015 dan kemudian harga jual karet turun pada tahun 2017 di Desa Tanjung Ali Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2) Menghitung anggaran pendapatan kerajinan karet terhadap total pendapatan petani karet di Desa Tanjung Ali Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Rata-rata pendapatan petani karet sebelum penurunan harga karet tahun 2015 adalah Rp. 62.746.233,- per tahun sedangkan pendapatan petani setelah harga karet sampai dengan tahun 2017 sebesar Rp. 37.804.018 persen per tahun, dimana pendapatan petani sebelum penurunan harga karet lebih tinggi dibandingkan setelah penurunan harga karet. Seluruh pendapatan rumah tangga petani karet pada tahun 2015 adalah Rp. 121.385.737 per tahun, sedangkan pendapatan seluruh rumah tangga petani karet tahun 2017 adalah Rp. 81.500.295 per tahun, dimana peran usahatani karet sangat berperan dalam pendapatan seluruh rumah tangga petani karet. 2) Kontribusi pendapatan usahatani karet tahun 2015 dan tahun 2017 sebesar 51,69 persen dan 46,38 persen, sedangkan kontribusi pendapatan usahatani karet tahun 2015 dan tahun 2017 sebesar 36,94 persen dan 41,35 persen serta kontribusi pendapatan usaha lainnya tahun 2015 dan tahun Tahun 2017 sebesar 11,37 persen dan 12,27 persen, yang berarti bahwa kontribusi usahatani karet lebih penting dari pada kontribusi pendapatan usahatani nonkaret dan penggunaan usahatani terhadap total pendapatan rumah tangga petani karet.
Copyrights © 2019