Abstrak. Pembelajaran abad 21 yang dikenal dengan 4C Collaboration, Communication, Critical Tinking dan problem solving, serta Creative dan Innovative diharapkan berdampak pada pelajar Indonesia yang kreatif dan berkarakter. Kenyataannya berdasarkan penilaian Programme of International Student Assesment (PISA) tahun 2018, Indonesia menempati rangking 10 besar terbawah dari 78 negara. Permasalahannya bahwa pelajar Indonesia memiliki tingkat analisis yang rendah. Langkah perbaikan nilai PISA dilakukan pemerintah berbagai kebijakan. Penerapan metode computational thinking menjadi solusi yang menarik untuk dilaksanakan penelitian terhadap guru dalam mengembangkan pembelajaran abad 21 pada aspek critical Thinking dan problem solving. Objek penelitian akan diambil sampel sebanyak 70 Siswa di Sulawesi Selatan. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh penerapan metode computational thinking terhadap kemampuan guru melatih Critical Thinking dan problem solving siswa. Metode penelitian adalah eksperimen melalui pengumpulan data observasi tes melalui soal tes awal dan akhir, Data akan dianalisis melalui uji-t. Hasil penelitian berdasarkan uji normalitas terlihat nilai Sig. untuk pretest dan posttest bernilai sama, yaitu 0,200. Nilai Sig. yang lebih dari 0,05 mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal. Hasil pengolahan data dan analisis data berdasarkan “Paired Samples Test” bahwa ada perbedaan rata-rata antara hasil belajar pretest dengan posttest yang artinya ada pengaruh penerapan computional thinking dalam meningkatkan hasil belajar terkait berfikir kritis dan penyelsaian masalah. Tari tabel output “Paired Samples Test” di atas juga memuat informasi tentang nilai "Mean Paired Differences " adalah sebesar -17,83. Nilai ini menunjukkan selisih antara rata-rata hasil belajar pretest dengan rata-rata hasil belajar posttest.Kata Kunci: Computional Thinking, Critical Tinking dan Problem Solving
Copyrights © 2021