Modul Sel surya merupakan piranti elektronik yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik secara langsung. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi performansi modul sel surya dalam proses pengubahan (konversi) energi cahaya matahari menjadi energi listrik, antara lain, suhu, kelembaban, orientasi atau arah cahaya, posisi penempatan modul sel surya. Penelitian yang dilakukan adalah membandingkan performansi modul sel surya pada penerapan sebagai komponen utama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di daerah pesisir dan daerah pegunungan. penelitian ini berkaitan dengan pengaruh perbedaan suhu dan kelembaban udara lingkungan sekitar terhadap daya output modul sel surya.Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengukur daya rata rata yang dihasilkan modul sel surya pada daerah pegunungan. Kemudian mengukur daya rata rata yang dihasilkan modul sel surya pada daerah pesisir. Hasil yang diperoleh adalah adanya satu data sebagai pertimbangan dan rekomendasi tentang penerapan PLTS di daerah pesisir dan daerah pegunungan yaitu Energi rata-rata yang diterima beban dummy load 100 ohm dari modul sel surya 10 Wp selama 8 jam di daerah pesisir dengan suhu rata-rata 24 sampai dengan 32 derajat celcius dan kelembaban 81 % sebesar 85161,6 watt detik. Energi rata-rata yang diterima beban dummy load 100 ohm dari modul sel surya 10 Wp selama 8 jam di daerah pegunungan dengan suhu rata-rata 17 sampai dengan 23 derajat celcius dan kelembaban 89 % sebesar 98768 watt detik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019