Urgensi terhadap perbaikan kualitas pendidikan mengharuskan berbagai sisi terus dibenahi termasuk cara kepemimpinan. Di antara tipe atau gaya kepemimpinan yang direkomendasikan adalah servant leadership sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Sulaiman dalam Al-Qur’an. Gaya kepemimpinan ini dicetuskan oleh seorang ahli bernama Greenleaf pada tahun 1977. Tujuan utama dari kajian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang replika servant leadership yang dicontohkan oleh Nabi Sulaiman dan dihubungkan dengan teori servant leadership modern serta aplikasinya dalam dunia pendidikan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis studi kepustakaan. Hasil dari kajian ini menemukan beberapa hal penting yaitu; (1) servant leadership dalam konteks pendidikan Islam terletak pada cara seorang kepala sekolah/madrasah untuk melayani dan mengayomi masyarakat sekolah. (2) Konsep servant leadership yang digambarkan Nabi Sulaiman dalam QS. An-Naml ayat 20-22 adalah tentang pentingnya menunjung persamaan hak setiap masyarakat dengan pelayanan yang sama tanpa membeda-bedakan status sosialnya. Selain itu, seorang pemimpin yang mengayomi akan selalu memberi kesempatan ketika bawahan atau rakyatnya melakukan kekeliruan. (3) Realisasi dari servant leadership untuk mereparasi pendidikan di antaranya melalui tiga langkah sederhana seperti menyediakan kotak saran pembentukan parlemen pelajar di sekolah sebagai bentuk penyaluran aspirasi kepada kepala sekolah serta pemberian masa sanggah ketika terjadi pelanggaran agar masyarakat sekolah mempunyai kesempatan yang sama untuk klarifikasi atau membela diri sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman terhadap burung Hud-hud. Implikasi dari kajian ini sebagai tawaran solusi dalam menerapkan servant leadership di sekolah/madrasah serta menjadi acuan bagi peneliti berikutnya untuk dikembangkan lebih jauh terkait penerapan atau aplikasi servant leadership.
Copyrights © 2023