Kemacetan kota dan perkembangan kawasan perkotaan tidak teratur menjadi permasalahan yang sering terjadi pada kota di Indonesia tidak terkecuali pada Kota Tomohon. Kedua permasalahan kota tersebut dapat diatasi dengan adanya Pengembangan kawasan TOD dan menjadi solusi dalam penyelesaian masalah tersebut karena sifatnya yang mengembangkan kawasan dengan transportasi berkelanjutan didukung dengan desain ramah pejalan kaki, tatanan lahan, dan pengawasan terhadap intensitas pemanfaatan ruangnya. Pengembangkan kawasan TOD membutuhkan pengidentifikasian terhadap kriteria pembangunnya, hasil identifikasi kemudian di optimalkan dengan membandingkannya dari standar kriteria kawasan TOD sebagai kebutuhan pengembangan kawasan TOD. Menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan proses analisis spasial dan optimasi dan dilakukan pada lima lokasi dalam Kota Tomohon yakni zona Terminal Beriman, zona Menara Alfa Omega, zona Alfamart Walian, zona Kantor Sinode GMIM, dan zona Alfmart Kinilow. Hasil penelitian menunjukan kriteria yang sudah di identifikasi sebelumnya masih memerlukan pengembangan. Kebutuhan pengembangan terbesar untuk jalur pejalan kaki berada pada zona Alfamart Kinilow dengan persentase 77%. Dalam intensitasnya, kebutuhan pengembangan KDB terbesar berada di zona Terminal Beriman pada blok tiga sebesar 59% dan KLB pada blok tiga dengan nilai 1.89. Dari kelima zona yang diteliti dalam kriteria penggunaan lahan campur, zona Terminal Beriman dan zona Kantor Sinode GMIM masih memiliki kebutuhan pengembangan pada kawasan residential sebesar 14% untuk zona Terminal Beriman dan 3% untuk zona Kantor Sinode GMIM dalam mencapai standar dari pengembangan kawasan TOD lingkungan di Kota Tomohon.Kata kunci: TOD; Transit Oriented Development; Transportasi; Analisis Spasial; SIG.AbstractCity congestion and the development of irregular urban areas are problems that often occur in cities in Indonesia, including the City of Tomohon. Both of these city problems can be overcome by developing TOD areas and being a solution to solving these problems because of their nature to develop areas with sustainable transportation supported by pedestrian-friendly designs, land arrangements, and monitoring of the intensity of spatial use. The development of the TOD area requires identification of the building criteria, the results of the identification are then optimized by comparing them with the standard criteria for the TOD area as the need for the development of the TOD area. Using a descriptive quantitative method with a process of spatial analysis and optimization and carried out at five locations within Tomohon City namely the Faith Terminal zone, the Alfa Omega Tower zone, the Walian Alfamart zone, the GMIM Synod Office zone, and the Alfmart Kinilow zone. The results of the research show that the criteria that have been previously identified still require development. The biggest development need for pedestrian paths is in the Alfamart Kinilow zone with a percentage of 77%. In terms of intensity, the greatest need for KDB development is in the Terminal Beriman zone in block three at 59% and KLB in block three with a value of 1.89. Of the five zones examined in the mixed land use criteria, the Beriman Terminal zone and the GMIM Synod Office zone still have development needs in residential areas of 14% for the Beriman Terminal zone and 3% for the GMIM Synod Office zone in achieving the standards of the development of the environmental TOD area in Tomohon City.Keyword: TOD; Transit Oriented Development; Transportation; Spatial Analysis; GIS
Copyrights © 2023