Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Sistem Transportasi Publik di Kota Tomohon Berdasarkan Konsep Kota Layak Huni Kaseger, Angie; Sembel, Amanda S; Lintong, Steven
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i1.41223

Abstract

Kota yang baik haruslah mampu menampung segala aktivitas masyarakat dengan memberikan rasa nyaman, aman dan tanang bagi seluruh masyarakat guna untuk beraktivitas dikenal dengan livable city atau kota layak huni. Salah satu aspek yang ada dalam konsep kota layak huni adalah aspek transportasi. Pembangunan Kota Tomohon saat ini sedang berkembang keadaan ini akan selalu sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan pribadi, akan tetapi tidak didukung dengan sistem transportasi angkutan umum yang memadai. Tujuan peneltian ini untuk menganalisis apakah sistem transportasi angkutan umum di KotaTomohon mampu mencapai indicator transportasi yang nyaman dalam konteks kota yang layak huni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan angka-angka dengan menggunakan perhitungan statistic dengan metode skoring skala guttman sampel dalam penelitian ini yaitu 50 responden. Hasil penelitian ini yaitu Kota Tomohon masuk pada kategori mendekati tidak sesuai. Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat variabel yang belum memenuhi prinsip-prinsip yang dikembangkan. Variabel tersebut yaitu, jalur pejalan kaki dengan proporsi masyarakat yang merasa nyaman 36% dan yang tidak 64%, terminal dengan jarak rata-rata terminal ke pusat pelayanan 178 meter serta kepadatan bangunan yaitu 6 bangunan/ha tergolong klasifikasi rendah dan belum sesuai dengan kriteria yang ada dan kenyamanan moda transportasi karena waktu tunggu angkutan umum rata-rata 88 menit. Kata kunci : Kota Layak Huni, Transportasi, Angkutan Umum, Kota TomohonA good city must be able to accommodate all community activities by providing a sense of comfort, security and challenge for the entire community to carry out activities known as Livable City or City Worth Living. One aspect of the concept of a livable city is the transportation aspect. The development of Tomohon City is currently developing. This situation will always be proportional to population growth and the number of private vehicles, but it is not supported by an adequate public transportation transportation system. The purpose of this study is to analyze whether the public transportation transportation system in Tomohon City is able to achieve comfortable transportation indicators in the context of a livable city. This study uses a quantitative-descriptive approach. This analysis aims to explain the phenomenon by using numbers using statistical calculations using the Guttman scale scoring method. The sample in this research is 50 respondents. The results of this study are that the City of Tomohon is in the category of approaching unsuitable. This hall occurs because there are variables that do not meet the principles developed. These variables are pedestrian paths with the proportion of people who feel comfortable 36% and those who don't 64%, terminals with an average distance of 178 meters from the terminal to the service center and a building density of 6 buildings/ha classified as low and not in accordance with existing criteria. and the convenience of transportation modes because the average waiting time for public transportation is 88. Keywords: Liveable City, Transportation, Public Transportation, Tomohon City
Pengaruh Keterjangkauan Trayek Angkutan Kota Terhadap Peningkatan Transportasi Online di Kota Tomohon Oroh, Renaldi M; Sembel, Amanda S; Mandey, Johansen C
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i1.41227

Abstract

AbstrakTransportasi dalam perkotaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam menunjang keberhasilan perkembangan sebuah kota terutama dalam menunjang aktivitas dan kegiatan masyarakat, dalam perkembangan teknologi saat kini sudah sangat pesat, tidak terkecuali di sektor transportasi pada tahun 2016 yang merupakan awal mula kehadiran transportasi online di Kota Manado dan berkembang sampai ke Kota Tomohon di awal 2017 sampai saat ini. Berdasarkan kondisi yang ada di Kota Tomohon terdapat indikasi bahwa penggunaan angkutan kota itu sendiri semakin lama makin berkurang, ini berkaitan dengan adanya moda transportasi lain yaitu transportasi online, kehadiran transportasi online memiliki peran tersendiri dalam perubahan sosial dan budaya suatu wilayah kota. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kerterjangkauan dan aspek-aspek yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih moda transportasi online sebagai moda utama dibanding angkutan kota. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan keterjangkauan trayek angkutan kota di Kota Tomohon, permukiman penduduk yang terjangkau akan trayek dengan radius 300 meter sisi sebesar (73%), permukiman penduduk yang tidak terjangkau akan trayek/jalur angkutan kota (27%), dan Dalam uji determinasi aspek yang mempengaruhi masyarakat yaitu keandalan, kenyamanan, keamanan, tarif/ongkos, waktu perjalanan, yang mempunyai pengaruh sebesar 55.5 % terhadap penggunaan angkutan kota. Kata kunci : Angkutan Kota, Transportasi Online, Keterjangkauan, Regresi Linier BergandaAbstractCity transportation is one of the important aspects of supporting the success of the development of a city, especially supporting community activities and activities, current technological developments are very rapid, especially the transportation industry in 2016 is the initial stage of being online. transportation presence in Manado City and expanded to Tomohon City in early 2017 until now. Based on the existing conditions in Tomohon City, there are indications that the use of city transportation is decreasing from time to time, this is related to the existence of other modes of transportation, especially online traffic, the existence of online traffic plays a role in socio-cultural. changes in an urban area. The purpose of this study is to understand affordability and the factors that influence people's choice of online transportation as the main mode compared to urban transportation. The method used is descriptive analysis and quantitative regression. The results of this study indicate the affordability of urban traffic lanes in the city of Tomohon, affordable residential areas for lanes with a radius of 300 meters on the right and left are (73%), residential areas that cannot be accessed by urban transportation routes/routes (27%), and In the aspects studied to determine the impact on the community, namely reliability, comfort, security, safety, cost, driving time, the effect of 55.5% on the use of urban transportation.Keyword : City Transportation, Online Transportation, Affordability, Multiple Linear Regression.
Pengembangan Agrowisata Wawona-Lengkoan di Kabupaten Minahasa Wilem, Meylita G; Moniaga, Ingerid; Sembel, Amanda S
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i1.41234

Abstract

Abstrak Kawasan Minahasa Tengah wilayah Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara memiliki kawasan strategis unggulan berbasis Agrowisata Wawona-Lengkoan berdasarkan Rencana tata Ruang Wilayah Tahun 2014-2034. Namun pengelolaan dan pemanfaatan ruang belum optimal dan berkelanjutan sehingga masyarakat belum banyak mengenali kawasan ini sebagai destinasi wisata atau tujuan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat pengembangan Agrowisata Wawona-Lengkoan Kabupaten Minahasa dan menentukan strategi pengembangannya. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi lapangan, wawancara dan kuisioner. Sedangkan teknik analisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh bahwa analisis IFAS (Internal Faktor Analisis Strategic) dan EFAS (Eksternal Faktor Analisis  Strategic) menunjukkan hasil pertumbuhan kawasan Agrowisata Wawona-Lengkoan berpeluang positif pada kuadran I untuk peningkatan produksi wilayah berdasarkan sumber daya alam yang tersedia di Kawasan Minahasa Tengah sebagai kawasan strategis parawisata, pertanian, dan perdagangan.Kata kunci: Kawasan Strategis; Agrowisata; SWOT.Abstract  The Central Minahasa area, the Sonder District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province has a superior strategic area based on Wawona-Lengkoan Agrotourism based on the 2014-2034 Regional Spatial Plan. However, the management and utilization of space has not been optimal and sustainable so that many people do not recognize this area as a tourist destination or tourist destination. This study aims to analyze the internal and external factors that support and hinder the development of Wawona-Lengkoan Agrotourism in Minahasa Regency and determine its development strategy. This research method uses descriptive qualitative analysis method with data collection techniques in the form of field observations, interviews and questionnaires. While the analysis technique using SWOT analysis. The results showed that the analysis of IFAS (Internal Factors Strategic Analysis) and EFAS (External Factors Strategic Analysis) showed that the results of the growth of the Wawona-Lengkoan Agrotourism area had a positive opportunity in quadrant I to increase regional production based on available natural resources in the Central Minahasa Region as a strategic area. tourism, agriculture and trade. Keyword: Strategic Area; Agrotourism; SWOT.
Identifikasi Pusat-Pusat Pelayanan Berdasarkan Pola Perjalanan Sehari-hari di Kota Manado Sirappa, Resawati; Waani, Judy O; Sembel, Amanda S
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i1.41236

Abstract

Abstrak Perkembangan kota Manado berjalan begitu pesat dilihat dari peningkatan jumlah penduduk dan pergerakannya dari satu tempat ke tempat yang lain, kegiatan-kegiatan penduduk yang beragam sehingga membuat pergerakan penduduk tersebut berjalan dinamis. Suatu struktur spasial, menurut Alain Bertaud (2004) dapat diidentifikasi menggunakan 3 indikator yakni pola perjalanan sehari-hari, distribusi spasial penduduk, dan profil densitas. Dari ketiga indicator ini dan juga untuk melihat kondisi terkini dari struktur spasial kota Manado maka peneliti ingin meneliti tentang struktur spasial kota Manado menggunakan indicator pola perjalanan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur spasial kota Manado berdasarkan pola perjalanan sehari-hari serta untuk mengetahui kesesuaian rencana struktur spasial kota Manado dalam RTRW 2014-2024 dengan kondisi terkini struktur spasial kota Manado. Metode yang digunakan ialah kuantitatif deskriptif untuk menganalisis survey asal tujuan  dengan bantuan kuesioner yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk diagram matriks asal tujuan dan peta garis keinginan. Kesimpulannya adalah: (1) berdasarkan pola perjalanan sehari-hari, struktur spasial kota Manado cenderung mengarah ke model polisentris. (2) berdasarkan hasil penelitian, kondisi terkini struktur spasial kota Manado yang telah ditinjau berdasarkan pola perjalanan sehari-hari sejalan atau sesuai dengan struktur spasial berdasarkan RTRW Kota Manado 2014-2024. Kata kunci: Struktur spasial; Pola Perjalanan Sehari-hari; Survei Asal Tujuan AbstractThe development of Manado city has been rapid seen by the increase in population size and the movement from one  place to another, many variety activity of the population make a dynamic movement. A spatial structure, according Alain Bertaud (2004) can be identified using three indicators: pattern of daily trips, land consumption (density) and density profiles. From these three indicators, to see the existing condition of  Manado’s spatial structure, researches would like to use pattern of daily trips. The purpose of this study was to know the spatial structures of Manado city based on the pattern of daily trips and for the harmonious spatial structure of Manado city in the urban plan document 2014-2024 with existing condition. The method is a descriptive quantitative to analyze the origin destination survey with questionnaire that is form into origin destination matrix diagram and the desire line map. The conclusion are: (1) based on the pattern of daily trips, the spatial structure of Manado city tended to lead to polisentris model, (2) based on the study, existing condition of Manado city which has been reviewed according to the pattern of daily trips has match with spatial structure of Manado city in the urban plan document 2014-2024. Keyword: spatial structure; pattern of daily trips; origin destination survey.
Potensi Lokasi Penerapan Infastruktur Hijau pada Daerah Aliran Sungai Tondano di Kota Manado: Potential Location of Green Infrastructure Implementation on Tondano Watershed in Manado City Pelealu, Rodrygo H; Sembel, Amanda S; Warouw, Fela
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i2.45968

Abstract

Abstrak DAS merupakan kawasan dimana ekosistem sumber daya alam berada hingga merupakan kawasan permukiman. Kawasan DAS yang berada diperkotaan sering kali tidak diperhatikan sehingga terjadinya pembangunan yang kurang memperhatikan kondisi alami DAS itu sendiri dan menimbulkan berbagai masalah seperti longsor, genangan hingga banjir. DAS Tondano merupakan salah satu DAS yang berada di Kota Manado. Pembangunan yang terjadi di DAS Tondano meningkatkan kawasan terbangun dimana kawasan terbangun dapat mempengaruhi kondisi dari suatu DAS. Infrastruktur hijau merupakan sebuah konsep, .upaya, atau pendekatan untuk menjaga lingkungan yang.sustainable dan juga merupakan suatu konsep pengelolaan air hujan meniru siklus hidrologi alami dalam merespon air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karaktristik kawasan DAS berdasarkan faktor penentu infrastruktur hijau dan kemudian dilanjutkan untuk melihat potensi penerapan infrastruktur hijau di DAS Tondano. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial dengan pendekatan boolean overlay yang dimana data spasial berupa faktor penentu infrastruktur hijau dianalisis untuk mendapatkan potensi lokasi penerapannya. Karakteristik DAS Tondano berdasarkan faktor penentu infrastruktur hijau didapatkan bahwa ada 10 jenis infrastruktur hijau yang dapat diterapkan yaitu kolam detensi, constructed wetland, parit resapan, kolam resapan, bioretensi, vegetated filter strip, sengkedan rumput, sand filter, premeable pavement¸ dan cistern. Dari hasil analisis potensi lokasi didapatkan bahwa infrastruktur hijau dapat diterapkan hampir diseluruh DAS Tondano dengan potensi luasan sebesar 971,28 ha dan Kecamatan Paal Dua merupakan daerah dengan potensi penerapan paling besar dengan potensi luasan sebesar 323,82 ha. Kata kunci: Infrastruktur Hijau, DAS, Analisis Spasial, Boolean Overlay, SIG Abstract The watershed is an area where the natural resource ecosystem is located until residential area. Watershed areas located in cities often go unnoticed so that development occurs that do not pay attention to the condition of the natural watershed itself and cause various problems such as landslides, inundation to floods. The Tondano watershed is one of the watersheds located in Manado City. The development that occurs in the Tondano watershed increases the built-up area where the built-up area can affect the condition of a watershed. Green infrastructure is a concept, effort, or approach to maintain a sustainable environment and is also a concept of rainwater management imitating the natural hydrological cycle in responding to rainwater. This study aims to look at the characteristics of the watershed area based on the determinants of green infrastructure and then proceed to see the potential application of green infrastructure in the Tondano watershed. The research method used is spatial analysis with a boolean overlay approach where spatial data in the form of determinants of green infrastructure are analyzed to obtain potential locations for its application. The characteristics of the Tondano watershed based on the determinants of green infrastructure are found that there are 10 types of green infrastructure that can be applied, detention ponds, constructed wetlands, infiltration ditches, infiltration ponds, bioretension, vegetated filter strips, grass stingers, sand filters, premeable pavement ̧ and cistern. From the results of the analysis of potential locations, it was found that green infrastructure could be applied almost throughout the Tondano watershed with a potential area of 971.28 ha and Paal Dua District is the area with the greatest application potential with a potential area of 323.82 ha. Keyword: Green Infrastructure, Watershed, Spatial Analysis, Boolean Overlay, GIS
Pengembangan Ekowisata di Distrik Supiori Timur, Kabupaten Supiori Papua: Ecotourism Development in Supiori Timur District, Supiori Regency Papua Ondi, Agustina Orpa Meilany; Sembel, Amanda S; Malik, Andi
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2022): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v11i2.45991

Abstract

Abstrak Wilayah Distrik Supiori Timur merupakan administrasi Kabupaten Supiori, Provinsi Papua, yang terdiri dari 10 Kampung, untuk pengembangan ekowisata mangrove terdapat di kampung Waryesi dan Sorendidori. Pengembangan ekowisata mangrove di Distrik Supiori Timur Kabupaten Supiori, dari data lapangan dan informasi masyarakat dinilai kurang maksimal dalam mendukung program pengembangan daerah, karena beberapa hal yaitu ; pengembangan hanya berfokus pada kawasan mangrove tanpa melihat potensi yang ada disekitar kawasan, maka penelitian ini bertujuan daya tarik wisata ekowisata mangrove yang ada di Distrik Supiori Timur, serta strategi pengembangan ekowisata di Distrik Supiori Timur Kampung Waryesi dan Sorendidori, Kabupaten Supiori Papua. Teknik analisis deskriptif kualitatif, menganalisis mempergunakan acuan ADO-ODTWA (analisis daerah operasi -objek dan daya Tarik) dan analisis SWOT Kata kunci : Pengembangan ekowisata, ADO-ODTWA, Strategi Pengembangan Abstract The East Supiori District area is the administration of Supiori Regency, Papua Province, which consists of 10 villages, for the development of mangrove ecotourism located in Waryesi and Sorendidori villages. The development of mangrove ecotourism in Supiori Timur District, Supiori Regency, from field data and community information is considered less than optimal in supporting regional development programs, due to several things, namely; development only focuses on mangrove areas without looking at the potential that exists around the area, so this study aims to attract mangrove ecotourism tourism in East Supiori District, as well as ecotourism development strategies in East Supiori District Waryesi and Sorendidori Villages, Supiori Regency Papua. Qualitative descriptive analysis technique, analyzing using ADO-ODTWA reference (analysis of operating area - object and attraction) and SWOT analysis Keyword: Development of ecotourism, ADO-ODTWA, Development Strategy
Pengembangan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota Tomohon Kalangie, Della I.; Sembel, Amanda S; Lakat, Ricky S.M.
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2023): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v12i2.48900

Abstract

Kemacetan kota dan perkembangan kawasan perkotaan tidak teratur menjadi permasalahan yang sering terjadi pada kota di Indonesia tidak terkecuali pada Kota Tomohon. Kedua permasalahan kota tersebut dapat diatasi dengan adanya Pengembangan kawasan TOD dan menjadi solusi dalam penyelesaian masalah tersebut karena sifatnya yang mengembangkan kawasan dengan transportasi berkelanjutan didukung dengan desain ramah pejalan kaki, tatanan lahan, dan pengawasan terhadap intensitas pemanfaatan ruangnya. Pengembangkan kawasan TOD membutuhkan pengidentifikasian terhadap kriteria pembangunnya, hasil identifikasi kemudian di optimalkan dengan membandingkannya dari standar kriteria kawasan TOD sebagai kebutuhan pengembangan kawasan TOD. Menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan proses analisis spasial dan optimasi dan dilakukan pada lima lokasi dalam Kota Tomohon yakni zona Terminal Beriman, zona Menara Alfa Omega, zona Alfamart Walian, zona Kantor Sinode GMIM, dan zona Alfmart Kinilow. Hasil penelitian menunjukan kriteria yang sudah di identifikasi sebelumnya masih memerlukan pengembangan. Kebutuhan pengembangan terbesar untuk jalur pejalan kaki berada pada zona Alfamart Kinilow dengan persentase 77%. Dalam intensitasnya, kebutuhan pengembangan KDB terbesar berada di zona Terminal Beriman pada blok tiga sebesar 59% dan KLB pada blok tiga dengan nilai 1.89. Dari kelima zona yang diteliti dalam kriteria penggunaan lahan campur, zona Terminal Beriman dan zona Kantor Sinode GMIM masih memiliki kebutuhan pengembangan pada kawasan residential sebesar 14% untuk zona Terminal Beriman dan 3% untuk zona Kantor Sinode GMIM dalam mencapai standar dari pengembangan kawasan TOD lingkungan di Kota Tomohon.Kata kunci: TOD; Transit Oriented Development; Transportasi; Analisis Spasial; SIG.AbstractCity congestion and the development of irregular urban areas are problems that often occur in cities in Indonesia, including the City of Tomohon. Both of these city problems can be overcome by developing TOD areas and being a solution to solving these problems because of their nature to develop areas with sustainable transportation supported by pedestrian-friendly designs, land arrangements, and monitoring of the intensity of spatial use. The development of the TOD area requires identification of the building criteria, the results of the identification are then optimized by comparing them with the standard criteria for the TOD area as the need for the development of the TOD area. Using a descriptive quantitative method with a process of spatial analysis and optimization and carried out at five locations within Tomohon City namely the Faith Terminal zone, the Alfa Omega Tower zone, the Walian Alfamart zone, the GMIM Synod Office zone, and the Alfmart Kinilow zone. The results of the research show that the criteria that have been previously identified still require development. The biggest development need for pedestrian paths is in the Alfamart Kinilow zone with a percentage of 77%. In terms of intensity, the greatest need for KDB development is in the Terminal Beriman zone in block three at 59% and KLB in block three with a value of 1.89. Of the five zones examined in the mixed land use criteria, the Beriman Terminal zone and the GMIM Synod Office zone still have development needs in residential areas of 14% for the Beriman Terminal zone and 3% for the GMIM Synod Office zone in achieving the standards of the development of the environmental TOD area in Tomohon City.Keyword: TOD; Transit Oriented Development; Transportation; Spatial Analysis; GIS
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Sistem Pengelolaan Persampahan di Kota Manado Hambari, Josua Kevin; Sembel, Amanda S; Rengkung, Michael M.
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 13 No. 1 (2024): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v13i1.55983

Abstract

Abstrak Dalam upaya mengelola dan menangani sampah di wilayah perkotaan, pemerintah Kota Manado telah menerapkan berbagai kebijakan, peraturan, serta strategi guna mengurangi produksi sampah di Kota Manado. Meskipun demikian, situasi kebersihan di Kota Manado masih belum mencapai standar yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem pengelolaan persampahan di Kota Manado dan menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas sistem pengelolaan persampahan di Kota Manado. Dalam studi ini, pendekatan analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana sistem pengelolaan sampah beroperasi di Kota Manado. Selain itu, metode analisis Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index - CSI) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan sistem pengelolaan sampah yang tengah berjalan di Kota Manado. Berdasarkan hasil identifikasi sistem persampahan di Kota Manado belum dilakukan secara optimal, kurangnya sosialisasi, serta kurangya kesadaran masyarakat terkait persampahan. Hasil analisis CSI (Customer Satisfaction Index) rata-rata tingkat kepuasan masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah: Prosedur Pelayanan 79,51 (Puas), Waktu Penyelesaian 77,64 (Puas), Biaya Pelayanan 72,57 (Puas), Produk Pelayanan 69,68 (Puas), Sarana dan Prasarana 64,39 (Cukup Puas), Kompetensi Petugas Pelayanan 71,22 (Puas). Kata kunci: Tingkat Kepuasan; Sampah; Pelayanan Publik. Abstract In an effort to manage and handle waste in urban areas, the Manado city government has implemented various policies, regulations, and strategies to reduce waste production in Manado city. However, the cleanliness situation in Manado city still has not reached the expected standard. The purpose of this study is to identify the waste management system in Manado city and analyze the level of public satisfaction with the quality of the waste management system in Manado city. In this study, a descriptive analysis approach is used to describe how the waste management system operates in Manado City. In addition, the Customer Satisfaction Index (CSI) analysis method is used to measure the level of public satisfaction with the ongoing waste management system services in Manado City. Based on the identification results, the waste system in Manado City has not been carried out optimally, lack of socialization, and lack of public awareness regarding waste. The results of the CSI (Customer Satisfaction Index) analysis of the average level of public satisfaction with the waste management system: Service Procedures 79.51 (Satisfied), Completion Time 77.64 (Satisfied), Service Fees 72.57 (Satisfied), Service Products 69.68 (Satisfied), Facilities and Infrastructure 64.39 (Moderately Satisfied), Service Officer Competence 71.22 (Satisfied). Keyword: Satisfaction Level; Garbage; Public Service.
Perubahan Pemanfaatan Lahan di Sekitar Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan Soenpiet, Kezia M; Sembel, Amanda S; Lintong, Steven
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 13 No. 1 (2024): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v13i1.55986

Abstract

Abstrak Dalam RTRW Kabupaten Minahasa Selatan memperuntukkan kecamatan Amurang Timur sebagai pusat pemerintah Kabupaten. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi penduduk pendatang untuk menjadikan kecamatan Amurang Timur sebagai lahan untuk tempat tinggal dan tempat usaha sehingga mendorong kebutuhan akan lahan juga semakin meningkat. Hal ini membawa implikasi beralihnya fungsi lahan pertanian dan semak belukar menjadi lahan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lahan yang ada serta perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi selama rentang waktu 15 tahun terakhir (2005 – 2021) dan keterkaitannya dengan faktor - faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis spasial untuk mengetahui dan menganalisis perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi selama rentang waktu 5 tahun terakhir. Pemanfaatan lahan terdiri dari pertanian lahan kering campur, sawah, permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, industri, ruang terbuka hijau dan semak belukar. Dari hasil analisis secara spasial dengan menggunakan bantuan software ArcGIS didapatkan perubahan pada luasan dan pada guna lahannya untuk perubahan luas lahan terbangun mengalami peningkatan. Sebaliknya luas lahan pertanian dan semak belukar mengalami penurunan atau beralihnya fungsi lahan selama rentang waktu 15 tahun terakhir (2005 – 2021) disekitar kawasan pusat pemerintahan kecamatan Amurang Timur. Faktor – Faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh (1)faktor geografis, (2)faktor demografi, (3)faktor aksesibilitas, (4)faktor ekonomi dan (5)faktor sosial budaya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh (1)faktor politik. Kata kunci: Perubahan Pemanfaatan Lahan, Kawasan Pusat Pemerintahan, SIG Abstract In the RTRW (Regional Spatial Plan) of South Minahasa Regency designates East Amurang sub-district as the center of the Regency government. This has become an attraction for migrants to make the Amurang Timur sub-district a land for residence and place of business, thereby driving the need for land to increase. This has the implication of changing the function of agricultural land and shrubs to built-up land. This study aims to determine existing land use and changes in land use that have occurred over the last 15 years (2005 to 2021) and their relationship to driving factors land use change. The research method used is qualitative descriptive analysis using spatial analysis techniques to determine and analyze changes in land use that have occurred over the last 5 years. Utilization the land consists of mixed dry land agriculture, paddy fields, settlements, offices, trade and services, industry, green open spaces and shrubs. From the results of spatial analysis using the help of ArcGIS software, it was found that changes in area and land use for changes in built-up land area have increased. On the other hand, the area of ​​agricultural land and shrubs has decreased or changed land functions over the last 15 years (2005 to 2021) around the central government area of ​​Amurang Timur sub-district. Factors driving changes in land use are divided into internal factors and external factors. Internal factors are influenced by (1)geographical factors, (2)demographic factors, (3)accessibility factors, (4)economic factors and (5)socio-cultural factors. Keyword: Land Use Change, Central Government Area, GIS
Analisis Kebutuhan dan Potensi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Bitung Berdasarkan Indeks Hijau Biru Indonesia (IHBI) Prantiono, Femando; Warouw, Fela; Sembel, Amanda S
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 13 No. 1 (2024): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v13i1.59181

Abstract

Abstrak Penelitian ini menganalisis kebutuhan RTH dan potensi pengembangan RTH di kota Bitung dengan menggunakan metode perhitungan IHBI. IHBI (Indeks Biru Hijau Indonesia) merupakan metode untuk menilai kualitas RTH berdasarkan fungsi ekologi dan sosial dengan memberikan bobot (persentase) yang melibatkan Faktor Hijau-Biru Indonesia (FHBI) dan elemen bonus terbuka hijau. Kota Bitung, sebagai salah satu kota di Indonesia, masih belum mencapai standar minimum tersebut. Perkembangan pesat di Kota Bitung, seperti perubahan lahan menjadi kawasan perumahan, industri, dan perdagangan, menyebabkan berkurangnya RTH di wilayah ini. Kekurangan RTH di Kota Bitung berdampak pada masalah lingkungan, seperti penurunan produksi oksigen, berkurangnya air tanah, ketidakstabilan iklim, menurunnya interaksi sosial, serta penurunan estetika kawasan perkotaan. Dengan memanfaatkan data spasial dan analisis geografis, penelitian ini mengidentifikasi kawasan yang memerlukan pengembangan ruang terbuka hijau. Metode IHBI berpotensi dalam meningkatkan ketersediaan RTH sebagai pengembangan RTH dengan menambahkan luasan jumlah bonus elemen pada setiap RTH yang tersebar. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecamatan yang belum mencapai target 30% RTH dapat meningkatkan ketersediaannya dengan penerapan metode IHBI. Kata kunci'. Pengembangan RTH. Ruang Terbuka Hijau. Indeks Hijau Biru Indonesia Abstract This research analyzes the need for green open space and the potential for green open space development in the city of Bitung using the IHBI calculation method. IHBI (Indonesian Blue Green Index) is a method for assessing the quality of green open space based on ecological and social functions by giving weights (percentages) involving the Indonesian Green-Blue Factor (FHBI) and green open bonus elements. Bitung City, as one of the cities in Indonesia, has still not reached this minimum standard. Rapid development in Bitung City, such as changing land into residential, industrial and commercial areas, has resulted in a reduction in green open space in this area. The lack of green open space in Bitung City has an impact on environmental problems, such as decreased oxygen production, reduced groundwater, climate instability, decreased social interaction, and decreased aesthetics of urban areas. By utilizing spatial data and geographic analysis, this research identifies areas that require the development of green open spaces. The IHBI method has the potential to increase the availability of green open space as a green open space development by increasing the number of bonus elements in each spread of green open space. The results of the analysis show that sub-districts that have not reached the target of 30% green open space can increase its availability by implementing the IHBI method. Keyword: Development of green open space, Green Open Space, Indonesian Blue Green Index (IHBI)