Hajatan menjadi fenomena unik yang mempengaruhi perilaku masyarakat Desa Tanjungsari, Bogor. Pasalnya hajatan menjadi tolok ukur seberapa ideal keluarga tersebut melangsungkan acara dalam kehidupannya. Dewasa ini masyarakat kerap menghadirkan kebudayaan social judgement dengan dalih common sense dalam hajatan manusia lain. Hal tersebut terjadi karena manusia dalam berinteraksi akan membuat dan menggunakan simbol-simbol, pernyataan ini sejalan oleh pernyataan Berger dan Luckman yang diistilahkan sebagai externalization. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek perilaku masyarakat Desa Tanjungsari, Bogor terhadap fenomena hajatan dikehidupannya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, kepustakaan, dan studi dokumen. Hasil penelitian menyatakan bahwa peneliti mendapati perilaku social judgement masyarakat terhadap fenomena hajatan yang kemudian membentuk kebudayaan baru. faktor yang mempengaruhi penilaian ideal sebuah hajatan ialah makanan yang dihidangkan, pasangan pengantin, penampilan fisik, rentang waktu acara hajatan, kesiapan, status keluarga, souvenir serta bingkisan, dekorasi dan tata rias. Adapun pelbagai permasalahan diatas diperlukan kontrol sosial agar saling menghormati hak masyarakat dalam menyelenggarakan hajatan.
Copyrights © 2023