Latar belakang penelitian ini adalah adanya keanekaragaman tradisi di Indonesia. Mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Islam adalah agama yang kaya akan tradisi. Islam identik dengan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mempelajari ilmu agama. Pondok pesantren di Indonesia memiliki beragam tradisi yang unik, salah satunya yaitu tradisi Dustur di Pondok Pesantren Suryalaya. Dustur adalah lantunan ayat suci Al Qur’an setiap menjelang azan di Pondok Pesantren Suryalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatf dengan pendekatan historik karena peneliti menganggap masalah yang ada berbentuk dinamis dan kompleks. Dalam penelitian ini membahas tentang historic pelantun dustur,tata laksana dustur, dan makna dustur. Dustur ini telah ada sejak zaman Abah Sepuh (sekitar tahun 1950) dan pertama kali dikumandangkan oleh Ahmad Sobari. Dustur sebagai ikon Suryalaya dengan lagam yang khas mengalami perkembangan dari yang asalnya hanya dikumandangkan menjelang shubuh saja menjadi dikumandangkan setiap menjelang azan. Pada awal mulanya dustur dilantunkan oleh empat orang secara berjama’ah menggunakan corong (megaphone) di atas menara, namun seiring perkembangan zaman kini dustur dilantunkan oleh satu orang yang juga bertugas sebagai muazin di masjid. Makna yang terkadung di dalam dustur ini adalah sebagai media dakwah dalam menyeru umat agar dapat melaksanakan Shalat di awal waktu. Dengan shalat yang baik (di awal waktu) dapat terhindar dari segala perkara yang keji dan munkar. selain itu juga sebagai batasan bagi umat agar meninggalkan segala bentuk kegiatan dan segera melaksanakan shalat di awal waktu sebagai wujud ketauhidan kepada Allah SWT. Manfaat dari dustur adalah menjadi alarm bagi umat sebagai tanda akan segera masuk waktu shalat sehingga memberikan waktu persiapan bagi umat untuk bersiap diri melaksanakan shalat
Copyrights © 2022