Pendidikan merupakan kunci dalam membimbing dan membentuk perkembangan anak agar menjadi individu yang shaleh, berakhlak mulia, dan berkontribusi dalam masyarakat. Dalam menjamin perkembangan anak untuk menjadi individu yang dapat diinvestasikan di masa depan maka tanggung jawab pendidikan anak tidak hanya terletak pada satu pihak, melainkan melibatkan berbagai aktor dan lingkungan yang saling berinteraksi. Ada beberapa pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan anak yang terdiri dari orangtua, guru dan sekolah, masyarakat dan pemerintah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis kontekstual tanggung jawab pendidikan anak dalam perspektif hadits. Pendekatan penelitian ini adalah library riset. Metode penelitian yang dimuat dalam literatur yang dipakai merupakan teks hadits dan kajian-kajian keilmuan para ahli. Tanggung jawab pendidikan anak pada saat sekarang ini tidak hanya dimaknai tugas orangtua saja. Makna yuhawwidanihi pada hadits di masa Rasulullah dimaknai adalah orangtua. Berbeda dengan kondisi pada saat sekarang ini bahwa kata yuhawwidanihi yang terdapat dalam hadits tidak hanya orangtua akan tetapi dapat juga diartikan dengan lingkungan tempat manusia itu dilahirkan, dibesarkan dan lingkungan sekolah tempat manusia itu secara formal. Makna tersebut dapat diurai bahwa tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak terdiri dari orangtua, masyarakat dan pemerintah sekolah. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak merupakan tanggung jawab moral. Tanggung jawab pemerintah terhadap pendidikan anak berupa mendirikan sekolah dan menempatkan guru sebagai pendidik untuk dapat mendidik anak-anak. tanggung jawab pendidikan anak pada saat sekarang ini tidak tertumpu pada kepada kedua orangtuanya saja akan tetapi tanggung jawab pendidikan anak merupakan kerjasama antara orangtua, masyarakat dan pemerintah.
Copyrights © 2023