Turki Utsmani yang tidak lagi diragukan dengan kekuasaan kesultanannya dengan Syaikhul Islamnya dimana sebagia lembaga keagamaan, mengatakan bahwasannya Islam tidak cocok dengan sekularisme. Ideologi tersebut bertolak belakang dengan pendapat Sultan, dimana Ideolagi Politik serta negara tidak mungkin dapat di pisahkan dari konsep Islam yang tidak memisahkan urusan negara dari urusan Agama. Pandangan  ini berbeda dengan perkembangan sajarah masyarakat Turki yang bersampingan dengan masuknya imperialisme Barat ke Dunia Islam yang diketahui pada awalnya membawa pemikiran sekularismenya dimana urusan Politik negara dipisahkan dari urusan Agama dan Keyakinan. Hal tersebutlah yang mempengaruhi kelompok Modernis Turki di bawah pimpinan Kemal, menuju Turki Modern. Naman muncul pertanyaan, mengapa kemal melaksakan politik sekularisme, bagaimana Negara Turki dapat menerapkan politik Sekularisme,  yang pada dasarnya kita ketahui bahwa mayoritas masyarakat Turki adalah Masyarakat Islam, oleh karena itu seharusnya umat Muslim lebih terbuka dalam mencerminkan ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadist  sesuai dengan kontekstualnya. Sehingga dapat menghasilkan bahwa Islam dan sekularisme  dapat bersinergi. Sehingga hal tersebut perlu di kembalikan pada bagaimana pandangan masyarakat terhadap Agama dan Sekularisme yang dipahami masing-masing Individu, serta peluhnya materi sekularisme turki ini menjadi refesensi untuk pengembangan sejarah Islam dalam Konsep Pemerintahan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023