Pendahuluan: Stunting merupakan bentuk kegagalan dalam tumbuh kembang pada anak balita atau bayi akibat kekurangan gizi yang nilai z-skornya kurang -2SD. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, ditemukan bahwasanya Kabupaten Pasaman memiliki persentase tertinggi kasus stunting yaitu (40,6%). Tujuan: untuk mengetahui pengaruh program bina keluarga balita terhadap stunting pada balita di Kabupaten Pasaman. Metode: penelitian menggunakan desain quasi experimental design dengan pendekatan one-group pre-test post-test, dan desain eksperimennya time series design, dengan sampel penelitian memakai total sampling. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu bulan Januari–Februari tahun 2020. Data diolah kemudian dianalisis sampai tahap multivariat dengan uji statistic T-test dependent dan times series analysis untuk melihat peningkatan status pertumbuhan responden yang diamati beberapa kali sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Dapat disimpulkan bahwa sebelum penyuluhan pengetahuan 10,70 dengan SD2,49, sesudah penyuluhan 15,05 dengan SD1,46, sebelum penyuluhan makanan sehat 7,05 dengan SD1,23 dan sesudah penyuluhan 8,45 dengan SD0,51, sebelum penyuluhan pengaturan pola makan 13,90 dengan SD1,51 sesudah penyuluhan 17,30 dengan SD1,12 dan APE sebelum penyuluhan 8,55 dengan SD1,84 dan sesudah penyuluhan 8,65 dengan SD1,30, dan terdapat pengaruh program bina keluarga balita terhadap stunting pada balita dengan nilai p value = 0,0005. Times series analysis didapatkan 6 responden dengan peningkatan status pertumbuhan setelah dilakukan intervensi. Kesimpulan dan Saran: Penyuluhan pengaturan pola makan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap stunting dengan nilai mean 17,30. Diharapkan Puskesmas dapat menerapkan dan melaksanakan program bina keluarga balita (BKB) dalam menangani kejadian stunting.
Copyrights © 2023