Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit yang sudah sangat umum dan menjadi masalah baik di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan hasil laporan dari World Health Organization (WHO) diperkirakan terdapat 1,4 juta masyarakat dunia terjangkit penyakit tuberkulosis pada tahun 2016. 1,4 juta diantaranya meninggal dunia. Laporan terbaru menyatakan terdapat setidaknya sekitar 6 juta masyarakat menderita penyakit tuberkulosis. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara efikasi diri dan tingkat pendidikan dengan kepatuhan pengobatan pasien tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua pasien dewasa tuberkulosis yang aktif berobat di BBKPM Surakarta pada tahun 2019 dengan sampel 50 responden dengan teknik kuota sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan regresi logistik. Ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri (p=0,027) dan tingkat pendidikan (P=0,001) dengan kepatuhan pengobatan pasien tuberculosis. Dengan yang paling berpengaruh adalah tingkat pendidikan (OR= 11,323) lalu kemudian efikasi diri (OR= 5,247). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara efikasi diri dan tingkat pendidikan dengan kepatuhan pengobatan pasien dengan tingkat pendidikan yang paling berpengaruh. Faktor efikasi diri dan tingkat pendididkan berpengaruh secara bermakna terhadap kepatuhan pengobatan pasien tuberculosis. Tingkat faktor risiko kepatuhan pengobatan pasien tuberkulosis yang terbesar adalah tingkat pendidikan
Copyrights © 2020