Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang tercatat sebagai wilayah dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dan kasus tindakan kekerasan seksual yang masih sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan resiliensi terhadap subjective wellbeing pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pernah mengalami tindakan kekerasan seksual. 270 siswa SMA di Kabupaten Bima kelas X, XI, dan XII terlibat dalam penelitian ini dan diberikan instrument yang berisi Brief Resilience Scale dari Smith, dkk (2008) serta Mental Health Continuum Short-Form dari Keyes (2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi tidak memiliki peranan yang signifikan terhadap subjective well-being pada siswa SMA di Kabupaten Bima yang pernah mengalami tindakan kekerasan seksual (p>0,05; 0,016). West Nusa Tenggara is recorded as one of the province with a fairly high poverty rate and extremely high cases of sexual violence. This study aimed to examine the role of resilience on subjective well-being in high school students (SMA) who have experienced acts of sexual violence. 270 of 10th, 11th, and 12th graders from senior high school in Bima District were involved in this study and were given an instrument containing the Brief Resilience Scale from Smith, et.al (2008) and the Mental Health Continuum Short-Form from Keyes (2002). The results of this study indicated that resilience did not have a significant role in subjective well-being in high school students in Bima Regency who have experienced acts of sexual violence (p>0,05; 0,016).
Copyrights © 2023