Artikel ini khusus ditulis untuk mengisi sebuah jurnal bernama Çilpa, yang akan diterbitkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, yang sejak didirikan pada pada tahun 1982 sampai sekarang kampusnya menempati ruang-ruang perkuliahan dan kantor di sebelah selatan Pendopo Tamansiswa. Pendopo ini sesekali dipakai untuk berbagai latihan, diantaranya: tari, karawitan, sendratari, olahraga beladiri; dan berbagai aktivitas sosial atau kultural. Melihat aktivitas-aktivitas itu, penulis melihat bahwa Peran Sosio-kultural Tamansiswa harus senantiasa diasah, digetarkan, dan didorong untuk mampu memanfaatkan potensi-potensi kultural yang hidup di sekitar Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.Observasi atas apa yang pernah aktif dan menyejarah di sekitar, bukanlah untuk bernostalgia belaka, namun untuk mengambil hikmah dari pola gerakan, strategi budaya, dan spirit keberagaman dari tokoh-tokoh seni / budaya yang ternyata mampu melintasi sekat-sekat budaya.
Copyrights © 2014