Kehadiran anak-anak putus sekolah sebagai populasi yang rentan di masyarakat memerlukan perhatian khusus dalam konteks sistem pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran balai pemasyarakatan dalam memahami, mendukung, dan merehabilitasi klien anak putus sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap petugas pemasyarakatan, psikolog, dan klien anak putus sekolah yang berada dalam pengawasan balai pemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balai pemasyarakatan memiliki peran yang penting dalam memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak putus sekolah. Mereka berperan sebagai fasilitator rehabilitasi sosial, edukator, dan konselor. Selain itu, balai pemasyarakatan juga berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi klien, termasuk mendukung pendidikan formal atau non-formal. Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh balai pemasyarakatan, termasuk masalah kelebihan populasi dan keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, peningkatan dukungan dari pemerintah dan masyarakat perlu dipertimbangkan agar peran balai pemasyarakatan dalam membantu anak-anak putus sekolah dapat lebih efektif. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran balai pemasyarakatan dalam menangani klien anak putus sekolah dan menyediakan dasar untuk perbaikan sistem pemasyarakatan dalam mendukung perkembangan anak-anak yang terlibat dalam pelanggaran hukum, namun memerlukan perhatian khusus dalam hal pendidikan dan rehabilitasi sosial mereka.
Copyrights © 2023