Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pada dewasa madya yang menunjukkan gejala empty nest syndrome. Gejala ini muncul ketika anak tidak tinggal lagi dengan orang tua atau pergi merantau. Hal ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti kesepian kehilangan dan kekosongan. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu kemampuan atau cara dalam mengatasi dan mencegah perilaku tersebut diantaranya yaitu dengan meningkatkan kecerdasan spiritual pada dewasa madya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat kecerdasan spiritual dengan gejala empty nest syndrome. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 110 dewasa madya di Lubuk Sarik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah sampel 86 orang. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua skala yaitu skala psikologi dengan menggunakan model empat pilihan jawaban. Penelitian ini menggunakan dua skala sebagai alat ukur yaitu skala kecerdasan spiritual dan gejala empty nest syndrome. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual dengan gejala empty nest syndrome. Data ini mengacu pada nilai signifikansi sebesar 0.227>0.05 sehingga hipotesis penelitian ditolak.
Copyrights © 2023