Pendampingan dan pengenalan life-skill pada siswa-siswi buta adalah kegiatan yang sangat penting untuk membekali mereka dalam menjalani kehidupan secara mandiri. Salah satu life-skill yang cukup penting adalah berkegiatan di ruang publik, seperti menggunakan angkutan umum. Pengabdian masyarakat yang dilaporkan dalam paper ini adalah pendampingan dan pengenalan siswa SMP dan SMA berkebutuhan khusus visual dalam menggunakan bus kota dan kereta api lokal. Sebanyak 19 siswa buta bersama 11 mahasiswa pendamping terlibat dalam kegiatan ini. Antusiasme berkegiatan dengan angkutan umum tidak hanya nampak pada siswa buta namun juga pada mahasiswa pendamping. Selama pendampingan, diamati dan digali data kualitattif terkait persepsi siswa buta dalam penggunaan angkutan publik, dengan mahasiswa sebagai enumerator sekaligus pendamping. Data menunjukkan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat pada siswa buta belajar banyak hal baru, diantaramya: fasilitas pendukung angkutan publik yang masih menyulitkan dan fasilitas ruang publik kota yang belum sepenuhnya memadai untuk difabilitas netra. Bagi para mahasiswa Program Studi Arsitektur, kegiatan ini membuka wawasan mereka bahwa ada komunitas buta yang perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Empati desain bagi mahasiswa Arsitektur dapat ditumbuhkan dengan pelibatan langsung mereka dengan komunitas yang membutuhkan desain khusus tersebut
Copyrights © 2023