This article will explain the Mandailing language interference in Indonesian that occurs among elementary school children in the South Tapanuli area, North Sumatra. The research uses a qualitative approach with a case study type of research. The results of the research show that there have been 8 cases of language interference at the phonological level, 12 cases of interference at the morphological level, 20 cases of interference at the lexicon level, and 7 cases of interference at the syntactic level. The causes of interference are bilingualism, limited vocabulary, rarely used second language vocabulary and carryover of mother tongue habits. The results of this research are useful for teachers in creating a learning environment that familiarizes themselves with the use of a second language, namely Indonesian.Keywodrs: interference; Mandaling; language acquisitionAbstrakArtikel ini akan memaparkan interferensi bahasa Mandailing dalam bahasa Indonesia yang terjadi pada anak SD di daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi interferensi bahasa pada tataran fonologi sebanyak 8 kasus, interferensi pada tataran morfologi sebanyak 12 kasus, interferensi pada tataran leksikon sebanyak 20 kasus, dan interferensi pada tataran sintaksis sebanyak 7 kasus. Penyebab terjadinya interferensi adalah kedwibahasaan, perbendaharaan kosakata yang masih minim, kosakata bahasa kedua jarang digunakan, dan terbawanya kebiasaan bahasa ibu. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang membiasakan penggunaan bahasa kedua, yaitu bahasa Indonesia.Kata kunci: interferensi; Â Mandaling; pemerolehan bahasa
Copyrights © 2023