Dalam realitas dewasa ini, keterlibatan orang Kristen dalam kehidupan berpolitik di Indonesia seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Ada juga kecurigaan terhadap orang Kristen yang terlibat dalam bidang politik ataupun batas-batas ideologi yang dapat menimbulkan ketenggagan politik yang bernuansa SARA. Menurut Alhummi “ideologi menjadi garis pembatasan yang telah mengkotak-kotakkan manusia ke dalam kelompok-kelompok politik yang berbeda-beda”.1 Disamping itu banyak orang-orang Kristen yang tidak memahami persoalanpersoalan politik itu sendiri dan hubungannya dengan persoalan-persoalan teologis. Untuk itu kesadaran tipis menyangkut bentuk maupun isi dari kehadiran kekristenan di Indonesia, terutama dalam bidang pelayanan politik merupakan keharusan yang terus menerus dibangun. Pengakuan gereja ketika memasuki dunia berbunyi: “Kristus itu Tuhan.” Dalam pengakuan dan kesaksian itu gereja menyatakan bahwa Kristus yang disalibkan, mati dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati itu adalah TUHAN dan Juruselamat serta penebus hidup manusia dan dunia.2 Pembahasan menyangkut politik dalam bagian ini dimulai dari dua identitas yang berbeda, yakni pengertian mengenai politik pada satu sisi dan etika pada satu sisi yang lain. Hal yang paling dibutuhkan saat ini bagi gereja-gereja di Indonesia adalah perubahan paradigma menuju suatu tatanan yang berangkat dari sudut pandang Alkitab.
Copyrights © 2019