Macetnya pertumbuhan ekonomi, Pemutusan Tenaga Kerja (PHK), rasa takut keluar rumah  serta  menurunnya  daya  beli  masyarakat  menengah  ke  bawah membuat  pelaku  UMKM kesulitan mendapatkan  pembeli. Padahal, Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dalam lima tahun terakhir. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) melihat kontribusi sektor UMKM mengalami peningkatan dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dan sektor UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM meningkat dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen dalam periode lima tahun terakhir (Kemenperin, 2016). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Asosiasi Business  Development  Service Indonesia (ABDSI) terhadap 6.000 UMKM di seluruh Indonesia. pada bulan April- Mei 2020,  sebanyak  36,7 persen UMKM  tidak  ada  penjualan, 26,6  persen  penjualannya turun  lebih  dari  60 persen selama pandemi. Untuk menanggulangi permasalah baru yang muncul akibat dari peraturan ini, Pelaku UMKM memerlukan yang tepat supaya UMKM tetap bisa  menjual  produknya  dan  mendapatkan  keuntungan.  Ada beberapa  strategi  pemasaran yang dapat digunakan sebagai cara untuk mendongkrak penjualan dimasa pandemi ini ialah dengan mengandalkan ICT (Information, Communication and Technology) melalui digital   marketing dan membuat website sendiri, bekerjasama dengan penyedia layanan pesan antar, bekerjasama dengan orang yang berpengaruh misalnya selebgram, adanya promosi yang unik dan menarik, merekrut reseller.  
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023