Keberadaan Bahasa Jawa sebagai jati diri suku Jawa sudah mulai terasa kabur,dengan digalakkanya penggunaan Bahasa Indonesia sebgai Bahasa Pemersatu disamping penggunaan Bahasa Asing yang sangat gencar dipromosikan demimenyikapi MEA. Apakah hal ini akan kita biarkan? Penelitian ini bersifat eksploratifyang bertujuan untuk mengungkap betapa memprihatinkan Ejaan BahasaJawa.Padahal aturan ejaan Bahasa Jawa sudah dibakukan bersamaan dengandibakukannya ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnaakan (EYD). Kwesionerdibagikan secara acak pada sekelompok orang yang peneliti asumsikan sebagai orangJawa dengan kisaran usia 20-50 tahun. Sedangkan pengambilan data dilakukan di 3supermarket (mall), yakni Sri Ratu, Pemuda, Java Mall dan Ada Majapahit. Hasilpenelitiaan menunjukkan ketidak pahaman subyek penelitian yang notabene bersukuJawa terhadap Bahasa Jawa dari segi sistem ejaan.Sebagaian besar subyek penelitianmemilih jawaban yang salah pada kata-kata yang ditulis dengan ejaan yang benardan yang salah. Sedangkan sebagian kecil lainnyaberhasil memilih jawaban yangbenar dan ada yang mengatakan tidak tahu dengan memilih pilihan jawaban âtidaktahuâ. Hasil penelitian memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis.Secara teoritis ejaan Bahasa Jawa perlu lebih menamkan nilai-nilai linguistis,terutama pada para mahasiswa program studi Sastra Jawa. Sedangkan secara praktis,otoritas daerah segera revisi semua slogan-slogan, pengumuman, petunjuk jalan,nama gedung dlsb yang masih menggunakan ejaan yang salah.Apa bila gejala initidak segera ditindak lanjuti secara sistematis dan terstruktur, maka tidak menutupkemungkinan bahwa yang salah akan menjadi benar dan yang benar akan menjadilucu.Kata Kunci : ejaan latin, EYD, sastra Jawa,
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2015