This research examines the use of language in public spaces, especially at the Majapahit Kingdom heritage site, Mojokerto. The aim of this research is to describe how language is used at the Majapahit Kingdom heritage site, Mojokerto using linguistics landscape studies. This research data is a form of language use on posters, signboards, public signs and other signs in the research area that can reflect Mojokerto's designation as a historic city. The research results show that there are seven languages used, namely Indonesian, Javanese, English, Arabic, Hokkien, Mandarin and Pāli. These forms of language use are divided into three categories of language signs in public spaces, namely warning signs, information signs and place names. Factors that influence language signs in public spaces were also found to represent Mojokerto as a heritage site of the Majapahit Kingdom, namely as a place for research and visits for local and foreign tourists. These factors include government regulations, communication needs and marketing promotions for each location. AbstrakPenelitian ini membahas penggunaan bahasa di ruang publik, khususnya di situs peninggalan Kerajaan Majapahit, Mojokerto. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan penggunaan bahasa di situs peninggalan Kerajaan Majapahit, Mojokerto menggunakan kajian lanskap linguistik. Data penelitian ini adalah penggunaan bahasa pada poster, papan nama, tanda umum, dan tanda-tanda lain di kawasan penelitian yang dapat mencerminkan sebutan Mojokerto sebagai kota bersejarah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh bahasa yang digunakan, yakni bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Hokkien, bahasa Mandarin, dan bahasa Pali. Bentuk-bentuk penggunaan bahasa tersebut terbagi dalam tiga kategori tanda bahasa di ruang publik, yakni pada kategori tanda peringatan, tanda informasi, dan nama tempat. Ditemukan pula faktor yang memengaruhi tanda bahasa di ruang publik yang merepresentasikan Mojokerto sebagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit, yakni sebagai tempat penelitian atau kunjungan bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Faktor tersebut antara lain adanya regulasi pemerintah, kebutuhan komunikasi, dan promosi pemasaran tiap tempatnya.
Copyrights © 2023